Pembacaan : Roma 12:14-21
Kekristenan bukanlah suatu perubahan mekanis melainkan perubahan organik melalui Salib Kristus. Melalui Roma 12: 14-21 ini kita akan belajar bagaimana kita meresponi dan menghadapi kejahatan serta menyikapi orang yang berbuat jahat kepada kita. Jika yesus berkata “kasihilah musuhmu?” Apakah itu dapat kita lakukan? Jika Yesus menyuruh kita untuk mendoakan orang yang menganiaya kita. Bagaimana hal itu dapat kita lakukan? Bagaimana Injil mengubah pandangan kita terhadap kejahatan dan bagaimana Salib menjawab masalah kejahatan di dalam kehidupan kita?
1. APAKAH KEJAHATAN YANG DIMAKSUD?
Yang dimaksud kejahatan adalah peristiwa atau tindakan yang buruk atau salah secara moral. Ada tiga kategori kejahatan yaitu yang pertama adalah Moral Evil yaitu dilakukan manusia yang bertanggung jawab secara moral dan bebas. Manusia punya kehendak bebas melakukan kejahatan terhadap manusia yang lain. Kedua adalah Natural Evil yaitu bicara tentang kejahatan alam yaitu ada bencana alam penyakit kelaparan penderitaan dan kematian. Dan yang ketiga adalah kombinasi antara Moral and Natural Evil, misalnya pada saat ada Natural Evil yaitu kejahatan alam, tetapi di tengah-tengah bencana selalu ada perampokan, pemerkosaan dan penjarahan.Itulah yang namanya kombinasi dari Moral and Natural Evil. Kita tidak akan membahasnya ketiga-tiganya namun kita hanya membahas tentang Moral Evil
Ada pertanyaan Apologetika yang sering ditanyakan yaitu jika Tuhan adalah pencipta segala sesuatu, apakah Tuhan juga menciptakan kejahatan? Ada dua premis yaitu yang pertama adalah Tuhan menciptakan segala sesuatu. Setuju atau tidak maka ini memang benar. Di Kejadian 1 ayat 1 Alkitab menegaskan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Jadi kita seetuju Tuhan menciptakan segala sesuatu. Tetapi premis keduanya adalah apakah kejahatan adalah sesuatu? Di sini kita kurang setuju karena kejahatan memang nyata namun kejahatan bukan sesuatu. Sesuatu adalah substansi pada dirinya sendiri. Apakah kejahatan adalah substansi pada dirinya sendiri?
Santo Agustinus the Hippo salah satu bapa gereja mengatakan ‘ “Apakah yang kita sebut sebagai kejahatan itu kalau bukan karena tidak adanya kebaikan? Tidak akan ada Kejahatan bila tidak ada kebaikan.” Jadi sebenarnya yang menjadi substansi kejahatan adalah ketiadaan kebaikan sama seperti dingin adalah ketidakadaan panas, kegelapan adalah ketidakadaan terang dan kebutaan adalah ketidakadaan penglihatan, maka natur kejahatan adalah ketidakadaan kebaikan.
Jadi tidak akan ada kejahatan moral jika tidak ada manusia ciptaan Tuhan yang bermoral terlebih dahulu. Yang baik terlebih dahulu itu substansinya, tetapi akibat yang bermoral dan yang baik ini berdosa maka di situ ada moral Evil dan natural Evil . Bencana alam dan kejahatan alam tidak akan ada jika tidak ada alam semesta yang baik yang Tuhan ciptakan terlebih dahulu.Jadi ternyata substansinya itu baik mestinya. Lalu kejahatan Ini mulainya dari mana, karena moral Evil dan Natural Evil ini konsisten dengan apa yang dikatakan oleh 1 Yohanes 2 ayat 17
Ingatlah bahwa dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya yang diinginkan oleh manusia sedang menuju kepada kebinasaan.
Dikatakan bahwa manusa sedang menuju pada kebinasaan, padahal awalnya tidak seperti itu. Kapan mulainya kejahatan? Kalau kita selidiki Alkitab sebelum ada kejahatan di Kejadian 1 yaitu waktu Tuhan menciptakan langit dan bumi maka Dia berkata bahwa semua itu baik. Bahkan di kejadian 1 ayat 31 Waktu Tuhan menciptakan manusia maka dia menciptakan semua itu amat baik. Kapan kejahatan ini terjadi yaitu ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa yaitu memberontak terhadap Allah. Di situlah dunia yang baik menjadi rusak dan ketika dosa memasuki dunia yang baik ini akhirnya dosa itu merusak. Ada hukuman dan konsekuensi dari dosa. Ada kutukan atas dosa sehingga tatanan ciptaan rusak. Itulah sebabnya ada binatang buas dan ada virus. Itulah sebabnya wanita waktu melahirkan itu mengalami sakit yang luar biasa. Itulah sebabnya ada semak belukar dan kita harus berpeluh untuk mendapatkan makan. Itu adalah konsekuensi dosa. Jadi inilah asal kejahatan.
Kalau kita mempelajari teologi dosa maka “ dosa bukanlah menginginkan sesuatu yang jahat tetapi menginginkan sesuatu yang baik dengan cara yang jahat. “Tidak ada substansi yang benar-benar jahat pada dirinya sendiri bahkan iblis pun adalah malaikat ciptaan Tuhan yang dulunya baik. Billy Graham mengatakan “ kita semua adalah makhluk yang sudah jatuh ke dalam dosa yang hidup di dunia yang sudah jatuh di dalam kutuk dosa yang telah dikorupsi dan dirusak karena dosa dan kita semua mengalami akibat dari kerusakan itu kita semua mewarisi tragedi penyakit dan kematian.
Itulah sebabnya kejahatan penderitaan dan kematian dimana baik orang percaya atau tidak percaya Tuhan, beragama atau tidak beragama maka semua manusia harus mengalaminya. Kita akan khusus melihat dari teks kita bagaimana menyikapi orang yang berbuat jahat kepada kita yaitu di Roma 12 :14 – 21. Sebagai latar belakang maka Rasul Paulus sudah menulis 11 pasal di Roma mengenai Injil yang mengatakan bahwa kita semua orang yang tidak layak untuk mendapatkan kasih karunia, tetapi kita dibenarkan, diselamatkan dan diberikan status baru sebagai anak (Roma 8). Bagaimana kalau ada orang yang jahat terhadap kita.
Roma itu di kota besar dimana ada banyak masalah di sana. Tingkat kriminalitas tinggi, ada banyak kesenjangan dan ketidakadilan antara yang kaya dan yang misikin.Pada zaman awal-awal orang Kristen pertama itu kebanyakan kaum kalangan bawah sehingga mereka mengalami ketidakadilan. Mereka mengalami kejahatan dan menjadi korban kejahatan. Dan sebagai orang Kristen maka Rasul Paulus memberikan caranya bagaimana kita mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.
2. BAGAIMANA MENGALAHKAN KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN?
Rom 12:21
21Janganlah kamu KALAH terhadap kejahatan, tetapi KALAHKANLAH kejahatan dengan kebaikan!
Kata “kalahkanlah “ di sini bahasa Inggrisnya adalah “Conquer” dimana dalam bahasa Yunani adalah kata militer.Jjadi ini bicara tentang agresif, bukan pasif tetapi aktif. Jadi artinya kalau ada yang berbuat jahat terhadap kita maka kita jangan pasif atau membiarkan saja. Namun waktu ada kejahatan masuk dalam hidup kita maka kita harus melawan dia dengan kebaikan dan kita sedang berperang secara agresif terhadap kejahatan.
Peperangan Yang Sesungguhnya Bukan Dengan Orang Yang Berbuat Jahat, Namun Dengan Kejahatan Itu Sendiri.
Sebagai contoh misalnya ada orang yang berbuat jahat pada kita dan kita tidak bisa terima sama, kemudian kita berusaha untuk membalas dengan kejahatan maka yang terjadi adalah kita sedang dikendalikan oleh kejahatan. Jadi kejahatan yang orang lain lakukan kepada kita jika tidak diresponi dengan benar dapat menyebabkan benih kejahatan itu bertumbuh di dalam hati kita.
Kalau kejahatan itu sudah mengendalikan hati kita dan memperbudak kita maka pada akhirnya yang menang adalah kejahatan dan orang jahat itu juga menang terhadap kita. Kalau kita balas dendam maka upaya kita untuk balas dendam itu sebenarnya adalah hasil dari perbudakan kejahatan dalam hati kita. Pada waktu kita membalas artinya kejahatan itu mengendalikan perilaku kita terhadap orang itu dan kemudian mempengaruhi keputusan kita sehingga akhirnya kejahatan yang kejahatan menang. Jadi sebenarnya peperangan itu terjadi dalam hati kita.
Rasul Paulus memberikan nasihat dalam perintahnya di ayat 15
Rom 12:15
15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!Disini menunjukkan bahwa peperangan yang terpenting sebenarnya ada di dalam hati. Karena kecenderungan kita untuk meresponi orang yang jahat pada kita itu kita bersukacita saat mereka menangis dan kita menangis pada saat mereka bersukacita. Paulus menghabiskan 11 pasal untuk merinci hal-hal yang mulia yang Injil lakukan untuk kita. Di ayat 12 itu kita diajari untuk berhubungan dengan orang yang jahat pada kita.
Orang Berinjil Yang Sudah Diubah Hatinya Oleh Roh Kudus Akan Melihat Kasih Karunia Yang Diterimanya Secara Tidak Layak,
Allah dengan rela mengasihi dan mengampuni pendosa yang jahat untuk ditebus. Jadi ini yang menjadi dasar kita untuk bisa mengasihi orang yang jahat pada kita. Jadi formulanya adalah sebagai berikut “ Apa yang Indikatif (bentuk berita) selalu mendahului apa yang Imperatif ( bentuk perintah). Jadi Gospel Action (Apa yang harus Kita lakukan) adalah hasil dari perenungan dan penghayatan dari Good News Of Grace - Gospel Truth (Apa Yang Telah Allah Selesaikan Melalui Salib Kristus).
Kalahkan Kejahatan (Evil) Dengan Melakukan Kebaikan Kepada Orang Yang Berbuat Jahat Kepada Kita.
Roma 12:14, 17
14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! 17Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
Saat kita memaafkan, bersikap baik serta melakukan kebaikan kepada orang yang jahat, kita sedang secara positif dan agresif menanggapi kejahatan yang terjadi atas hidup kita dan tidak terhisap di dalam pusaran kekuatan dari kejahatan itu sendiri. Bagaimana kita mengatasi kejahatan yaitu dengan mengalahkan kekuatan musuhnya dulu. Hancurkan pengaruh musuhnya dan buat musuh itu kehilangan kekuatannya. Apa maksudnya musuh kita bukan orang yang berbuat jahat tetapi apa kejahatannya? Bagaimana kita menghancurkan kejahatan yaitu kita harus membuat kejahatan kehilangan pengaruh terhadap si pelaku kejahatan. Kalau ada orang yang jahat pada kita terus kita baik pada dia, kita maafkan dan respek pada dia maka tidak ada alasan lagi bagi dia untuk berbuat jahat pada kita. Saat kita membalas pelaku kejahatan dengan kebaikan maka kejahatan kehilangan pengaruhnya. Tetapi kalau kita balas pelaku kejahatan dengan kejahatan maka yang terjadi adalah dia juga akan membalas lagi. Dan apa yang terjadi yaitu hati kita menjadi semakin jahat.
Saat kita menanggapi pelaku kejahatan dengan kejahatan yang menang itu kejahatan dan kita kalah. Tetapi kalau kita menanggapi pelaku kejahatan dengan kebaikan, respek dan pengampunan maka kita sedang mengendalikan pengaruh kejahatan dan kita membatasi kekuatan kejahatan. Paling tidak kejahatan itu tidak mencemari hatimu kita, tidak menjadi dendam dan tidak tersedot ke dalam pusaran kekuatan kejahatan itu.
Sebab itu Rasul Paulus berkata jangan tersedot dengan cara lakukan yang baik pada orang yang jahat. Karena musuh kita bukan dia tetapi musuh kita itu adalah kejahatan. Musuh kita itu si iblis yang paling senang dan bersorak-sorai.
Kalau kita perhatikan ayat ini tersambung ada catatan kaki yang merujuk pada perkataan Yesus di Matius 5 ayat 39 ini terkenal sekali jadi Rasul Paulus mengulang perkataan Yesus dikatakan
Matius 5:39
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan Siapa Pun Yang Menampar Pipi Kananmu, Berilah Juga Kepadanya Pipi Kirimu.
Apa yang dimaksud di sini Yesus merujuk kepada metafora Yahudi dalam tradisi Yahudi dimana wajah menandakan hubungan, makanya kalau bertemu orang Yahudi itu langsung wajahnya ditempelkan. Bagi seorang Yahudi menampar pipi secara metafora itu berarti menghina, merendahkan dan merusak hubungan dengan menyerang ego harga diri dan kehormatan orang tersebut. Yesus berkata kalau kita sudah dizalimi ego dan harga diri kita dimana kita ditampar, maka jangan tampar balik karena ada tiga tiga opsi yang pertama tampar balik, yang kedua pasif mengalah tetapi akhirnya bisa meledak dan kejahatan yang menang. Namun Yesus berkata bahwa kalau kita ditampar maka kita secara aktif memberi pipi yang kiri.
Maksudnya adalah kita tidak biarkan orang tersebut menginjak-injak kita, kita tidak membiarkan dia menyerang kita tetapi kita mengajak dia bicara, kita hadapi dia dan selesaikan konfliknya. Kita mencari jalan keluar untuk kembali menawarkan lembaran baru di pipi yang kiri. Seakan-akan kita berkata “ kamu mungkin sudah menampar aku sakit, mungkin aku ada salah aku mau minta maaf, kalau kamu salah aku ampuni. Yang sini sudah kamu tampar tapi aku mau menawarkan sebuah lembaran baru. Ayo kita jalin hubungan yang baru supaya paling tidak ada suatu lembaran baru.
MEMBALAS TAMPARAN. Kita sedang menegakkan Keadilan & mengabaikan Kasih. (Kejahatan Menang).
MEMBIARKAN TAMPARAN. Atas nama Kasih kita sedang mengabaikan Keadilan. (Kejahatan Menang).
MEMBERI PIPI KIRI.artinya kita Menegakkan Kasih & Keadilan. Memberi pipi kiri artinya:
kita menunjukkan kesediaan untuk Mencari Jalan Keluar Demi Membangun Ulang Serta memulihkan kembali suatu hubungan.(Kejahatan dikalahkan)
Rom 12:20
20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan Berbuat Demikian Kamu Menumpukkan Bara Api Di Atas Kepalanya.
Banyak orang waktu baca ayat ini yang gagal paham dimana dipikir biarkan orang itu dihukum Tuhan. Namun kalau kita selidiki dengan berbuat demikian berbuat baik kepada orang yang jahat pada kita maka kita menumpukkan bara api di atas kepalanya. Disini Paulus sedang mengutip sebuah puisi di Amsal 25 ayat 9. Bara di kepala itu merujuk kepada ritual pertobatan di Mesir di mana seseorang yang berbuat salah terus kemudian bertobat maka dia bawa panci isinya arang yang masih menyala bara api di atas kepalanya. Lalu apa maksudnya?
Kebaikan Yang Kita Lakukan Kepada Orang Yang Jahat Kepada Kita, Bisa Menjadi Cara Untuk Menyadarkan Mereka Dari Kejahatan.
Saat kita melakukan kebaikan maka kita sedang menyadarkan kesalahan motivasi dari orang jahat itu. Kita menyinarkan kebenaran dengan harapan mereka meninggalkan kejahatan yang menjerat dan kalau orang itu bertobat di momen itu maka kita menang mengalahkan kejahatan. Kita kalahkan kejahatan dengan melakukan kebaikan dan kita sebenarnya sedang mengendalikan kejahatan, mengalahkan kejahatan dan yang pasti kita menghentikan penyebaran kejahatan pada hati kita sendiri. Ditambah lagi kalau kita membalas orang dengan kebaikan dan memaafkan dia maka kita sekarang memiliki peluang untuk menyadarkan bahwa melalui perbuatan baik kita ada Roh Kudus yang bisa bekerja untuk menyembuhkan orang tersebut itu dari kejahatannya.
Martin Luther King seorang Civil Right Movement mengatakan “ kegelapan tidak bisa mengusir kegelapan, hanya cahaya terang yang mampu mengusir kegelapan. Kebencian tidak bisa mengusir kebencian, hanya kasih yang mampu menyembuhkan kebencian. Yang mampu mengubah hati seseorang bukanlah mata ganti mata, tetapi perbuatan jahat dibalas oleh kasih karunia. Bukankah itu yang Tuhan lakukan pada kita kita jahat.Kita tampar pipinya Tuhan tetapi Tuhan mengampuni kita dan memberikan kita belas kasihan.”
Apakah ini realistis?
Rasul Paulus menyadari karena setelah kita melakukan semua ini apakah bisa buat orang yang jahat itu bertobat?
Rom 12:18
18 Sedapat-Dapatnya (If Possible), kalau hal itu bergantung padamu, Hiduplah Dalam Perdamaian Dengan Semua Orang!
Dalam banyak kasus kita bisa menanggapi kejahatan dengan kebaikan ada yang bertobat ada namun bisa saja akhirnya kebaikan yang kita lakukan itu tidak menyadarkan pelaku kejahatan.
Kalau itu terjadi maka itu tidak jadi masalah karena paling tidak kita sudah melakukan bagian kita. Kita sudah merespon dengan cara yang baik yaitu kita tidak mengizinkan kejahatan menang atas hidup kita. Bagaimana kalau kita sudah melakukan kebaikan namun orangnya tidak bertobat, apakah kita perlu menunjukkan kekuatan kita? Tidak.
Saat kebaikan yang kita lakukan tidak menyadarkan mereka, jangan menjadi hakim untuk menghakimi/membalas, serahkan mereka kepada Tuhan.
Rom 12:19
19 Saudara-saudaraku yang kekasih, Janganlah Kamu Sendiri Menuntut Pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan Itu Adalah Hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
Kita tidak mengetahui secara keseluruhan, apa yang mereka sedang hadapi, lagipula kita juga manusia berdosa yang masih memiliki banyak kelemahan, sehingga tidak pantas untuk menghakimi mereka. Kita juga manusia yang berdosa yang masih memiliki banyak kelemahan. Kita juga tidak kebaikan sehingga pantas untuk menghakimi mereka. Saat kita balas orang yang jahat dengan kejahatan kejahatan menang. Saat kita diam saja dan membiarkan kejahatan itu menimpa kita maka kejahatan juga menang. Tetapi waktu yang jahat itu datang dan kita balas dengan kebaikan dan lepaskan pengampunan itu mustahil untuk dilakukan. Bagaimana caranya?
3. KEKUATAN UNTUK MENGAPLIKASIKANNYA.
Rom 12:1
1Karena itu, saudara-saudara, Demi Kemurahan Allah (In The View Of God’s Mercy) Aku menasihatkan kamu,
Dalam 11 pasal Rasul Paulus sudah berbicara tentang Injil,kekuatan dan keindahannya dan apa yang Allah lakukan. Di pasal 12 ayat 1 dikatakan “ demi kemurahan Allah “ dalam Bahasa Inggrisnya “ in the view of God's Mercy “ yaitu melalui lensa dalam pandangan rahmat Tuhan jadi Rasul Paulus seakan-akan mau berkata kepada kita semua untuk memandang setiap situasi saat kita menjadi korban kejahatan, dengan kesadaran akan apa yang Injil ajarkan tentang siapa kita. Kita adalah orang jahat dan berdosa yang telah menerima pengampunan dan belas kasihan Tuhan. Jadi kita tidak bisa melakukan semua yang kita bahas itu terpisah dari belas kasihan Tuhan. Kita tidak mampu mengasihi dengan usaha & kekuatan kita sendiri. Kita belajar mengasihi saat kita sendiri mengalami kasih-Nya.
Berapa kali kita menampar pipi Tuhan dengan kejahatan kita, kesombongan kita, ego kita, dosa kita dan pemberontakan kita. Dan kalau Tuhan mau membalas tamparan kita dengan hukumannya karena Dia adalah Allah yang adil dan tidak bersalah. Dan kita adalah orang-orang yang jahat dan bersalah semestinya mendapatkan kutukan dan hukuman. Namun kalau Allah membiarkan tamparan hanya mengampuni kita begitu saja itu juga tidak adil, karena dengan begitu seakan-akan Tuhan membiarkan dosa atas nama kasih dan Dia sedang mengabaikan keadilan. Pertanyaannya bagaimana Tuhan memberikan pipi kirinya? Bagaimana Tuhan menunjukkan kesediaan untuk mencari jalan keluar demi membangun ulang memulihkan suatu hubungan yang sudah rusak? Apa yang Tuhan lakukan? Bagaimana Tuhan memberi pipi kirinya untuk menegakkan kasih dan keadilan?
Di salib Bapa memberi anak Nya “ karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga dia mengaruniakan anaknya yang tunggal, Bapa memberi pipi kirinya, Yesus Kristus mengalami kejahatan dan penderitaan terbesar supaya barang siapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Demi menyelamatkan serta menebus kita yang jahat dan berdosa maka di salib keadilan Allah ditegakkan. Sang kebenaran rela divonis bersalah, yang tidak mengenal dosa menjadi dosa, sang Hakim yang adil menerima penghakiman yang sangat tidak adil buat diriNya menggantikan kita . Di salib maka kasih Allah dinyatakan supaya kita yang bersalah dapat menerima kebenaran-Nya. Kita yang berdosa menerima kekudusan-Nya dan kita yang layak dihukum menerima pengampunan-Nya. Sekarang kita menjadi anak-anak Allah.
Timothy Keller berkata” Hanya di dalam Kekristenan yang menyatakan bahwa Allah secar unik menjadi manusia di dalam Yesus Kristus dan merasakan ecara langsung kekecewaan, penolakan, kesepian, kemiskinan, dukacita, penganiayaan dan penjara. Di Kayu Salib, Dia Menjalani penderitaan manuisa yang paling berat dan mengalami penolakan Kosmik serta rasa sakit yang melampaui apa yang kita alami....”
Yesus Kristus disebut imam besar di dalam Ibrani 4 ayat 15 dikatakan
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah Imam Besa yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita. Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Injil memberikan penghiburan karena Allah mengerti penderitaan kita. Dia pernah mengalami kejahatan dan penderitaan yang paling tragis sebagai manusia. Yesus tahu semua yang kita alami. Dalam 1 Yohanes 4 ayat 9 dikatakan
Dalam hal inilah Kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang Tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
Injil memberikan kekuatan dan kemampuan karena Allah mengasihi kita. Dia telah membuktikan kasih-Nya melalui kejahatan terbesar dan penderitaan terbesar yang dialami melalui kematian Yesus di kayu salib.
Pertanyaan Reflektif
Gospel Respons
Saat mengalami kejahatan atau menderita karena kejahatan, pandanglah salib Kristus, karena di salib Yesus mengalami kejahatan & penderitaan terbesar untuk memberikan penghiburan serta kekuatan.
Karena Injil