Kredo Rasuli

Konon Menurut sejarah, para rasul (murid-murid Yesus) sendirilah yang menulis kredo ini, yg merupakan kelanjutan dari Hari pentakosta yaitu hari ke-10 setelah kenaikan Yesus Kristus ke sorga. Karena isinya mengandung 12 butir, bahkan ada keyakinan bahwa masing-masing murid Yesus menuliskan satu pernyataan di bawah bimbingan Roh Kudus.

Yang Menarik, Kredo ini dimulai dengan kata-kata “AKU PERCAYA…” bukan aku tahu… aku paham… bukan juga aku berjanji…. “namun Aku Percaya”

Karena Apa yang kita percayai membentuk pola pikir kita serta keputusan hidup kita. Namun mengapa kepercayaan terhadap Kredo ini penting?

Apa itu arti kredo para rasul yg sudah berumur hampir 2 millenia ini bagi kita gerejaNya di jaman modern ini? Apa aplikasinya bagi hidup kita, iman kita dan keluarga kita? Mengapa ini penting sekali bagi kita semua yg mengaku pengikut Kristus?  

Temukan Jawabannya di Kotbah Berseri “KREDO RASULI” selama 13 Minggu - Di Gibeon Church Surabaya!

The Road To The Cross

Lent Sermon Series

Apa itu Lent? Lent adalah masa 40 hari menjelang Paskah. Serupa dengan masa Adven menjelang Natal, Lent adalah periode yang dirayakan sebagai bagian dari tradisi dalam berbagai denominasi Kristen sepanjang sejarah.

Dalam Periode Lent ini, mengajarkan kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan hidup kita. Perhentian ini sangatlah berguna untuk menghentikan roda rutinitas kita dan memfokuskan kembali hidup kita ke arah yang benar. Dengan begitu cepatnya dunia di sekitar kita berputar, sangatlah mudah bagi seorang Kristen kehilangan fokus dalam hidup, Sering kali kita tidak peka dan sadar akan keberdosaan hati kita yang terdalam atau, jika kita mengetahui dosa-dosa kita, kadang kita tidak mau jujur atau secara analogi memberanikan diri berperkara untuk membuka koper dosa, Kita lebih sering berusaha menyangkal jika kita masih bergumul dengan dosa-dosa kita di dalam hati. Lent memberikan suatu konteks dalam waktu untuk kita memeriksa hati kita kembali akan dosa-dosa yang tersembunyi di hati.

Kita mungkin sudah menjadi orang percaya bertahun-tahun dalam hidup kita. Namun, berapa kali kita benar-benar berhenti sejenak dari kesibukan kita dan mengambil waktu khusus untuk memaknai momen ini? Seberapa sering kita mempertimbangkan Kristus sebagai tujuan hidup kita dalam segala aspek dalam hidup kita?

Marilah kita memiliki sikap hati yang benar dengan merenungkan pengharapan keselamatan di dalam Karya Salib yang sempurna di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus Tuhan Kita.

Teguh

Mengakhiri 2023 dan memasuki 2024 ;
Dunia tengah mengalami banyak pergolakan dalam pemerintahan, ekonomi, politik dan sosial.
Ketidakstabilan dan ketidakpastian ini membuat kita cemas, takut dan resah terhadap masa depan.
Itulah sebabnya kita perlu memiliki sesuatu yang dapat kita pegang dengan TEGUH
Menjadi tempat kita berpijak untuk berdiri dengan TEGUH, tak tergoyahkan.

Yesus berfirman dalam Yohanes 15:4-5
"4Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

Dalam Mengawali tahun 2024 ini, kita mau mengingat Mengapa, Apa dan Bagaimana untuk Berdiri TEGUH di atas janji Firman-Nya menghadapi semua pergumulan dan tantangan yang akan datang.

Dan kita sebagai umat Allah Dapat berakar, bertumbuh dan berbuah ..
TEGUH! di dalam Kristus.

The Gift

Eksposisi Kitab Kolose Pasal 1

Pernahkah Anda bertanya, apa makna hidup ini?Apakah keuntungan dalam berjerih lelah dibawah matahari?

Jika segala sesuatu hanya kehidupan duniawi ini saja— dan jika tidak ada Tuhan, tidak ada kehidupan setelah kematian, dan tidak ada penghakiman akhir maka,

Mengapa kita mengejar ambisi dunia?Mengapa kita mengatur waktu kita dengan baik?Mengapa kita berpolitik dan menegakan keadilan?Mengapa kita beragama?Mengapa kita bekerja keras untuk mendapatkan uang?

Untuk apa kita menjadi bijaksana?Untuk apa kita menjadi tua?Apa ujung dari kematian?bahkan untuk apa kita mendengarkan khotbah?

Jika Raja salomo menunjukkan masalahnya melalui Kitab Pengkotbah, lantas bagaimana kita menemukan solusinya? makna seperti apa yang kita bisa temukan dalam setiap aspek kehidupan serta aktivitas hidup kita?

Meaningless without Jesus

Study on The Book of Ecclesiastes (Kitab Pengkotbah)

Pernahkah Anda bertanya, apa makna hidup ini?
Apakah keuntungan dalam berjerih lelah dibawah matahari?

Jika segala sesuatu hanya kehidupan duniawi ini saja— dan jika tidak ada Tuhan, tidak ada kehidupan setelah kematian, dan tidak ada penghakiman akhir maka,

Mengapa kita mengejar ambisi dunia?
Mengapa kita mengatur waktu kita dengan baik?
Mengapa kita berpolitik dan menegakan keadilan?
Mengapa kita beragama?
Mengapa kita bekerja keras untuk mendapatkan uang?

Untuk apa kita menjadi bijaksana?
Untuk apa kita menjadi tua?
Apa ujung dari kematian?
bahkan untuk apa kita mendengarkan khotbah?

Jika Raja salomo menunjukkan masalahnya melalui Kitab Pengkotbah, lantas bagaimana kita menemukan solusinya? makna seperti apa yang kita bisa temukan dalam setiap aspek kehidupan serta aktivitas hidup kita?

The Book of Galatians

Standing Upon The Gospel Of Grace

Di Dalam menghadapi ketidakpastian dan kekalutan dunia di tahun baru ini, Kita akan mempelajari kitab Galatia. Dalam khotbah berseri ini, kita akan melihat penjelasan Rasul Paulus yang jelas dan mendalam tentang Kabar Baik Anugerah. Kita akan melihat bagaimana Injil Kasih Karunia berkuasa mengubah sudut pandang kita serta setiap aspek kehidupan kita. Kasih Karunia yang kita bisa temukan di dalam Injil itu begitu unik, kuat tetapi juga sangat lembut menyentuh hati, sehingga membebaskan kita yang percaya untuk hidup dengan keyakinan serta ketenangan di tengah ketidakpastian, suatu kemantapan di tengah kekacauan, suatu kesatuan di tengah ketegangan yang memisahkan dan sukacita yang mendalam di tengah penderitaan.

The Book Of Galatians - Standing upon The Gospel of Grace!

The Paradox Of The Gospel

Semestinya kita hidup Bersama-Nya di Firdaus Hingga Kejatuhan manusia dalam dosa
Sejak awal Tuhan senantiasa menyelamatkan Melindungi & Membebaskan
Allah berinkarnasi menjadi manusia, Menanggung hutang dosa, gantikan kita
Dia sang Kebenaran rela dihukum sehingga kita yang pantas dihukum dapat dibenarkan
Dia yang Kudus menjadi dosa, sehingga kita yang pendosa dikuduskan
Dia yang berkuasa rela menjadi tak berdaya supaya kita yang lemah dikuatkan
Dia yang terMulia rela di hina supaya kita yang hina menjadi berharga
Inilah paradoks injil.

Jesus The Promised Fulfilled

Salah satu keunikan kisah natal di Injil Lukas ialah ungkapan sukacita yang ekspresinya sangat beragam seperti pujian, nubuat, sampai teriakan gembira. Dan ekspresi itu terlihat jelas melalui kehadiran para tokoh seperti Maria, Elisabet, Zakharia, dan para gembala. Mungkin karena ini, natal akhirnya menjadi identik dengan kegirangan sukacita. Tetapi dibalik kegirangan sukacita itu, terdapat problematika kehidupan yang memperlihatkan kesusahan, ketakutan, bahkan keadaan yang seolah-olah tanpa harapan.

Namun sangat disayangkan, dimasa kini kegirangan sukacita itu seringkali hanya berfokus pada hal-hal yang sifatnya eksternal bahkan material. Adakalanya juga, sukacita itu juga dipisahkan dari kehidupan tanpa kesusahan, ketakutan dan sebagainya. Kekeliruan pemahaman ini akhirnya membuat umat kehilangan esensi dari natal itu sendiri yaitu kelahiran Juruselamat yang sudah dinyatakan dalam Perjanjian Lama. (Kejadian 3:15; Yesaya 8:23-9:6).

Melalui sermon series ini, kita diajak merenungkan kembali dan menemukan makna dari ungkapan sukacita oleh tokoh-tokoh di dalam Injil Lukas serta memahami tujuan dari kedatangan Kristus ke dalam dunia dan implikasinya terhadap kehidupan serta perjalanan iman umat percaya.

Gospel in Life

Seperti apakah keseharian hidup orang percaya di dalam Kristus?

Bangun pagi untuk beraktivitas
bekerja untuk penghidupan
berelasi dalam keluarga dan pertemanan
berekreasi ketika penat
berdoa untuk mencari berkat dan perlindungan

lalu apa perbedaannya dengan siklus kehidupan orang di luar Kristus?

Bukankah hidup orang percaya adalah Hidup yang berpusat pada Injil dan Injil tersebut akan mengubahkan seluruh aspek kehidupan.

Banyak orang kristen masih beranggapan bahwa Injil adalah konsep abstrak yang terpisah dari kenyataan hidup bahkan menganggap Injil hanya sekedar aksesoris dan bukan fondasi yang mengubahkan hidup. Sehingga di tengah pergumulan dan rumitnya kehidupan, muncul kebingungan dan kekhawatiran dalam kehidupan orang Kristen.

Lalu bagaimana agar Injil yang mengubahkan hidup itu bisa meresap dalam keseharian?

Bagaimana seharusnya kehidupan orang percaya secara pribadi dan haruskah kita ada di dalam komunitas untuk menjalani INJIL dalam kehidupan?

Hikmat Amsal

Seringkali kita hanya melihat kitab Amsal sebagai pedoman hidup atau kitab hikmat, untuk mengajari bagaimana kita dapat menjadi bijak, berhasil, serta memiliki moral kehidupan Kristen yang baik.
.
Itu tidak salah, namun Kitab Amsal sebenarnya hanyalah satu buku dalam kumpulan buku yang jauh lebih besar—yaitu: Alkitab—yang inti semua bagian dan narasinya menyajikan, sebuah cerita tunggal yang koheren.
Di mana, esensinya adalah bahwa umat manusia telah merusak ciptaan Allah yang Sempurna melalui dosa dan membutuhkan keselamatan serta penebusan! Keselamatan ini telah diselesaikan dan hanya dapat ditemukan di dalam Karya Penebusan Yesus Kristus.
.
Lantas, bagaimana melihat Kitab Amsal melalui kacamata Injil Penebusan Yesus Kristus? Apa yang menjadi perbedaannya? Bagaimana kita hidup dalam Hikmat Injil di masa pandemi yang bisa membuat kita bingung! Menghadapi perubahan sosial, budaya dan perkembangan tekonologi yang begitu cepat serta menghadapi musim hidup yang berubah-ubah, Apakah kita hanya terhanyut begitu saja dan berkompromi? Apakah kita hidup dengan Hikmat Dunia ataukah kita dituntun oleh keyakinan Hikmat Injil?
.
Temukan Jawabannya bersama melalui Kotbah berseri yang baru yang akan dimulai Minggu Depan "Hikmat Amsal Melalui Lensa Injil"