Seringkali kita hanya melihat kitab Amsal sebagai pedoman hidup atau kitab hikmat, untuk mengajari bagaimana kita dapat menjadi bijak, berhasil, serta memiliki moral kehidupan Kristen yang baik.
.
Itu tidak salah, namun Kitab Amsal sebenarnya hanyalah satu buku dalam kumpulan buku yang jauh lebih besar—yaitu: Alkitab—yang inti semua bagian dan narasinya menyajikan, sebuah cerita tunggal yang koheren.
Di mana, esensinya adalah bahwa umat manusia telah merusak ciptaan Allah yang Sempurna melalui dosa dan membutuhkan keselamatan serta penebusan! Keselamatan ini telah diselesaikan dan hanya dapat ditemukan di dalam Karya Penebusan Yesus Kristus.
.
Lantas, bagaimana melihat Kitab Amsal melalui kacamata Injil Penebusan Yesus Kristus? Apa yang menjadi perbedaannya? Bagaimana kita hidup dalam Hikmat Injil di masa pandemi yang bisa membuat kita bingung! Menghadapi perubahan sosial, budaya dan perkembangan tekonologi yang begitu cepat serta menghadapi musim hidup yang berubah-ubah, Apakah kita hanya terhanyut begitu saja dan berkompromi? Apakah kita hidup dengan Hikmat Dunia ataukah kita dituntun oleh keyakinan Hikmat Injil?
.
Temukan Jawabannya bersama melalui Kotbah berseri yang baru yang akan dimulai Minggu Depan "Hikmat Amsal Melalui Lensa Injil"
Melalui khotbah berseri ini, kita akan melihat rangkaian peristiwa menjelang penyaliban, saat penyaliban serta setelah peristiwa penyaliban Yesus Kristus; Terutama kita akan melihat bagaimana melalui peristiwa-peristiwa ini, Tuhan sedang melangsungkan karya penebusannya atas umat-Nya yang ada di dalam dosa. Kisah-kisah penangkapan, pengadilan dan penyaliban Yesus diceritakan sedemikian rupa sehingga kita melihat bahwa sebenarnya Kristus menggantikan kita yang seharusnya diadili. Biarlah melalui rangkaian kotbah ini kita dapat dimampukan untuk melihat cerita kita dalam cerita-cerita ini, dan kita akan belajar apa esensi salib? Mengapa Yesus Kristus harus datang ke dunia dan harus melakukan apa yang Dia lakukan?
Banyak dari kita yang pernah mendengar cerita mengenai mukjizat Yesus. Seperti Mukjizat di Kana air menjadi anggur. Mukjizat kesembuhan atas putra pegawai Istana, Yesus menyembuhkan orang lumpuh di kolam Bethesda pada hari Sabat. Mukjizat 5 roti dan 2 ikan di mana Yesus memberi makan 5000 orang Dan mukjizat yang lain.
Tetapi tahukah Anda? Ada makna Injil yang ingin disampaikan di balik setiap keajaiban yang Yesus lakukan untuk membantu kita memahami siapakah Pribadi Yesus Kristus yang sebenarnya.
Kita akan memulai kotbah berseri yang baru dan sekaligus penerbitan buku "BEYOND THE MIRACLES" yang ditulis oleh Lead Pastor Gibeon Church, Rev. Michael Chrisdion.
Amsal 18:10 – “Nama Tuhan adalah Menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.
Daniel 11:32b – “Umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.”
Di dalam menghadapi tahun yang baru, ada begitu banyak ketidakpastian dan kecemasan akan masa depan mengingat pandemic belum benar-benar berakhir dan keadaan ekonomi juga tidak terlalu baik. Tetapi biarlah melalui kotbah berseri ini, saudara dapat memiliki pengenalan yang semakin mendalam tentang sifat-sifat Allah khususnya sifat perjanjian-Nya sebagaimana diungkapkan melalui Nama-nama-Nya yang akhirnya mendewasakan jemaat kepada kekaguman, penyembahan dan kepercayaan kepada Tuhan serta menghidupi Misi-Nya di dalam menyongsong tahun 2022.
Tangis seorang bayi memecahkan malam yang sunyi, sebuah pengharapan yang lahir bagi dunia.
Dunia yang penuh ketidak pastian ,
dunia yang jatuh dan ada di bawah kutuk dosa.
Manusia harus berhadapan dengan pergumulan yang tak terelakkan.
Kejahatan, penderitaan dan kematian.
Saat kita berdoa untuk keajaiban,
Sebagai NABI yang sempurna Ia senantiasa bersama dengan kita dalam penantian,
Saat kita mengalami penderitaan, di mana kita paling membutuhkan-Nya,
Sebagai IMAM yang sempurna Ia senantiasa mendampingi dan menjadi pengantara kita.
Saat kita berhadapan dengan sakit penyakit dan pergumulan Dia bersama dengan kita memberikan ketabahan dan kekuatan .
Saat kita mendaki gunung,
Sebagai RAJA yang sempurna Ia senantiasa menjaga dan melindungi sehingga kita aman dalam pelukanNya.
Di dalam keputusasaan dan badai kehidupan,
ada suatu pengharapan yang pasti di dalam Yesus Kristus bagi kita yang sudah diselamatkan.
Inkarnasi Kristus dan karya penebusannya adalah Rancangan Allah yang sempurna untuk umat pilihanNya.
Ia setia dalam setiap musim kehidupan, apapun yang kita hadapi,
Tuhan Beserta Kita - GOD WITH US
Masing-masing dari kita memiliki cerita untuk diceritakan. Semua momen dalam hidup kita baik kebahagiaan, kesedihan, pergumulan, suka dan duka, membentuk siapa diri kita, apa yang telah kita lalui, serta apa yang akan terjadi di masa depan kita. Tapi sadarkah anda bahwa hidup kita tidak terpisah dari sebuah gambar besar kehidupan, setiap saudara, dan kehidupan setiap kita (semua manusia yang pernah hidup) adalah bagian dari cerita yang jauh lebih besar, cerita yang lebih baik.
Narasi Alkitab sesungguhnya adalah kisah pemberontakan manusia yang berdosa terhadap penciptanya yang sempurna tetapi mengalami penebusan yang luar biasa melalui kedatangan Yesus Kristus, Sang Putra, untuk hidup, mati dan bangkit untuk memerintah kembali serta memulihkan kerajaan-Nya .
Melalui khotbah berseri ini kita akan melihat karya penebusan serta kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan dan bayangan dari juruselamat sempurna yang akan datang (Yesus Kristus) dalam tokoh-tokoh perjanjian lama seperti Abraham dan Ishak, Daud dan Goliat, Daniel dan Gua Singa, Musa dan orang Israel, dan banyak lainnya.
Injil, sebuah berita kabar baik. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya. Pembenaran oleh iman di dalam Yesus Kristus dan bukan hasil usaha kita
.
Kekristenan bukanlah sekedar pengetahuan atau usaha tapi mengenai karya Roh Kudus dalam hati setiap orang Yang dipilih dan dipanggilNya dan hidupnya dikuasai dengan INJIL
.
Menemukan Sukacita di dalam Injil,
Pikiran yang dibentuk oleh Injil, dan Kehidupan yang diubah oleh Injil. Namun Bagaimanakah hidup oleh iman di dalam injil Yesus Kristus dapat mentransformasi kehidupan sehari-hari kita secara nyata ?
Keraguan Adalah hal yang lumrah untuk dialami oleh semua orang. Meski begitu, keraguan tidak selalu dinilai positif oleh mereka yang mengalaminya dan juga oleh orang di sekitar mereka. Sebaliknya, kita sering merasa bersalah karena keraguan yang dimiliki. Sehingga Kecenderungan yang terjadi membawa seseorang memilih untuk diam dan tidak membawa keraguannya tersebut pada Tuhan.
Dalam seri khotbah ini kita akan akan melihat keraguan-keraguan yang dialami oleh tokoh-tokoh di Alkitab. Selain itu, saya ingin mengundang kita semua untuk membawa keraguannya kepada Tuhan dan mengizinkan Tuhan sendiri yang memproses keraguan tersebut dan Injil Kristus dapat mengkalibrasi keadaan hati kita semua. Kiranya lewat keraguan yang pernah atau sedang kita alami ini justru membawa saudara dan saya memiliki iman dan relasi yang lebih dekat dan semakin kokoh Bersama dengan Tuhan.
Seorang Teolog yang bernama DA Carson pernah membahas beberapa ironi atau skandal yang begitu mendalam mengenai salib:
- Sungguh suatu skandal bahwa seseorang yang diolok-olok sebagai raja sesungguhnya adalah Raja.
- Sungguh suatu skandal bahwa seseorang yang terlihat sangat tidak berdaya itu sebenarnya sangat berkuasa.
- Sungguh suatu skandal bahwa seseorang yang tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri justru menyelamatkan umatnya di atas salib.
- Sungguh suatu skandal bahwa seseorang yang dihukum mati itu sesungguhnya adalah sang pemberi kehidupan.
- Sungguh merupakan suatu skandal terbesar bahwa murka dan belas kasihan Tuhan bertemu di atas salib.
Bagaimana Implikasi kebenaran Injil ini atas hidup kita sehari-hari? Join our new Sermon series! "The Scandal of the Cross - Holy Week Sermon Series" artinya bahwa Selama "Holy Week" yaitu: Palm Sunday (28 Maret) - Jumat Agung (2 April) - Minggu kebangkitan (4 April), kita akan membahas skandal-skandal dan ironi tersebut diatas dalam beberapa kotbah.
Daud memulai mazmur 23 yang terkenal ini dengan menyanyikan Tuhan sebagai Gembalanya. Gembala adalah seorang yang merawat, memimpin, dan membimbing kawanan
domba. Pada masa itu, gambaran ini akan sangat kontekstual dan
jauh lebih relevan, karena di antara mereka banyak gembala dan masyarakat pada waktu itu tahu bagaimana susahnya merawat domba-domba.
Daud menekankan bahwa saat dia memandang Tuhan sebagai
Gembalanya, maka dia tidak kekurangan sesuatu apapun. Dia merasakan kepuasan dan ketenangan karena Daud mengetahui siapa Gembalanya. Ini bukan berarti tidak ada yang kurang dengan hidup Daud tetapi saat dia melihat hidup dari perspektif yang benar, maka dalam keadaan apapun dia bisa merasakan kepuasan dan ketenangan seakan tidak kekurangan sesuatu apapun juga.
.
Bagaimana ini bisa terjadi? Mari kita lihat bagaimana kitapun juga bisa mengalami itu di dalam menyongsong tahun 2021 dengan lensa perspektif yang "Biblical" dan Gospel Centered saat kita melihat hidup ini dari perspektif bahwa Tuhan adalah Gembala agung kita.