✨Jesus Heals a Man Born Blind✨
📖 Ayat Bacaan: Yoh. 9;1-7, 29-33, 35-41
📝 Ringkasan Khotbah:
Suatu hari Yesus dan para murid bertemu dengan seorang buta sejak lahir. Para murid bertanya, “orang itu buta karena dosanya atau karena dosa orang tuanya?” Yesus menjawab bahwa, “bukan keduanya, tapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” Yesus pun menyembuhkan orang buta itu.
Namun, para orang Farisi tidak percaya bahwa orang itu sebelumnya buta, atau jika benar dia telah sembuh, maka orang yang menyembuhkannya (Yesus) telah melanggar hari Sabat. Orang-orang Farisi memang bisa melihat dan mengetahui tentang firman Tuhan; tapi sesungguhnya mereka buta secara rohani. Mereka bahkan mengintimidasi, mengancam akan mengusir dan mengucilkan orang itu. Tapi ia itu tetap berani bersaksi, bahwa “dulu aku buta, sekarang aku melihat.”
Tapi kisahnya tidak sampai di sana. Saat orang yang tadinya buta itu diusir dan dikucilkan, Yesus sekali lagi mencarinya dan menanyakan, maukah dia percaya kepada Yesus sebagai Mesias? Jawabannya, ya. Sungguh indah! Orang yang tadinya buta itu, bukan hanya disembuhkan matanya secara fisik, tapi juga mata rohaninya, sehingga ia dapat melihat keindahan kemuliaan Kristus!
🤔 Pertanyaan Reflektif:
1. Kalau kebutaan rohani artinya kita nggak bisa lihat siapa Yesus sebenarnya, menurut kamu hal apa sih yang paling sering bikin kita “buta rohani” sebagai anak muda (contoh: terlalu fokus ke sekolah, medsos, atau pengakuan orang lain)? (Tips Respons: Ajak anak Anda memahai bahwa “buta rohani” adalah saat kita lebih mengasihi hal lain selain Tuhan, atau menganggap bahwa ada hal lain yang lebih berharga daripada Tuhan).
2. Kalau teman-temanmu nanya, “Kenapa kamu ikut Yesus?” jawaban sederhana apa yang bisa kamu kasih dari pengalamanmu sendiri bersama Tuhan—tanpa harus pakai bahasa rohani yang ribet? (Tips Respons: Ajak anak Anda menyadari bahwa kita dapat setia mengikut Yesus saat kita “mengalami atau tersentuh” oleh kasih Tuhan? Dalam moment apa mereka pernah mengalami hal itu?)
3. Mantan orang buta itu akhirnya sujud menyembah Yesus. Buat kamu pribadi, apa arti “menyembah Yesus” di luar ibadah (misalnya waktu belajar, dalam pertemanan, atau kehidupan sehari-hari)? (Tips Respons: Ajak anak Anda melihat bahwa ibadah itu bukan hanya 1-2 jam di gereja; tapi kita bisa menyembah Tuhan lewat keseharian kita, saat kita memuliakan dia lewat aktivitas-aktivitas kita).
✝ GOSPEL CONNECTION:
Kalau kita mau jujur, kita itu mirip dengan orang-orang Farisi itu. Kita bisa Kristen sejak lahir, tapi belum tentu hati kita kagum dan terpikat oleh keindahan kasih Tuhan. Pada kenyataannya, kita lebih mencintai apa yang dunia cintai. Dan kabar buruknya, kita tidak sadar bahwa kita sedang buta rohani.
Kabar baiknya, Yesus datang untuk memikul salib bagi kita! Di Golgota, siang yang terik itu berubah menjadi kegelapan yang menyelimuti. Sang Terang Dunia itu masuk ke dalam kegelapan terdalam; supaya kita dapat dibawa keluar menuju Terang-Nya!
Bukan pengajaran moral, bukan pula mukjizat jasmani; yang kita butuhkan adalah salib. Karena hanya salib, kebutaan rohani kita dapat disembuhkan.
🙌🏼 Sekarang, sebagai anak muda yang sudah mengalami Injil, mari kita:
1. Menyadari kebutuhan kita akan Tuhan.
2. Mempercayai-Nya meski belum melihat.
3. Menyaksikan Injil dengan berani.
4. Menggunakan kehidupan kita menjadi terang.