The Blessings on God’s People

The Blessings on God’s People

Ayat Bacaan

Bilangan 22:2-3, 5-6; 23:19-23

Ringkasan Khotbah

Setelah mengalahkan Raja Sihon dan Og, bangsa Israel mulai mendekati wilayah kerajaan Moab. Penguasa Moab bernama Balak merasa terancam karena ia mendengar perbuatan besar yang dilakukan oleh bangsa Israel kepada kerajaan-kerajaan besar. Karena itu, Balak menyewa seorang peramal bernama Bileam untuk mengutuki bangsa Israel.

Saat Bileam tiba, ia mengatakan kepada Balak bahwa ia hanya dapat mengatakan apa yang Allah ingin dirinya untuk sampaikan. Akhirnya, Bileam justru mengucapkan berkat bagi bangsa Israel sesuai dengan tuntunan Roh Allah. Dari kisah ini, kita dapat belajar bahwa Allah memberkati umat-Nya setidaknya dalam tiga bentuk:

          1) Allah menyertai umat-Nya untuk mengalahkan berhala.

a. Hal ini ditunjukkan melalui penyertaan Allah bagi bangsa Israel untuk mengalahkan Raja Sihon dan Og yang merupakan raja-raja dari kerajaan yang menyembah berhala. Kemenangan bangsa Israel tidak hanya bersifat politis, melainkan kemenangan tersebut merupakan penghukuman ilahi terhadap kerajaan yang melakukan kekejian di hadapan Tuhan dengan menyembah berhala. Salah satu berhala yang terkenal kuat dan menjijikan adalah Dewa Kamos. Dewa ini biasanya disembah dengan membakar bayi hidup-hidup dan melakukan praktik pesta perzinahan.

b. Kemenangan Allah atas berhala mengingatkan kita bahwa Allah adalah satu-satunya Allah yang sejati. Bersamanya, kita dapat mengalahkan berhala sekuat apa pun di hidup kita. Berhala berupa hal apa pun yang kita utamakan di dalam hidup kita di atas Allah sendiri.

          2) Allah melindungi umat-Nya dari kutuk.

a. Sebagai seorang peramal ulung, Bileam terkenal dapat memberkati dan mengutuk siapapun yang ia mau (Bil. 22:6). Menariknya, si peramal "superpower" tersebut menjadi "no power" di hadapan Tuhan. Bahkan, Bileam berkata bahwa ia tidak bisa mengutuk yang tidak dikutuk Tuhan (Bil. 23:8). Justru, Allah menggunakan Bileam untuk memberkati bangsa Israel. Allah mengubah kutuk menjadi menjadi berkat.

b. Allah juga mengubah kutuk yang terbesar--dosa dan kematian--menjadi sarana berkat--keselamatan dan hidup kekal--melalui kehidupan dan kematian Anak-Nya, Yesus Kristus. Kristus yang kudus menjadi kutuk, supaya kita yang terkutuk bisa menjadi kudus. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak lagi hidup sebagai orang-orang yang suka merasa diri terkutuk apalagi mengutuki diri. Justru, kita seharusnya hidup sebagai pemenang di dalam Kristus yang telah menanggung kutuk kita.

          3) Allah setia menepati janji-Nya.

a. Sepanjang sejarah Israel, Allah menunjukkan bahwa Ia setia menggenapi janji-Nya kepada Abraham. Keturunan Abraham benar-benar menjadi sebuah bangsa yang besar yang akhirnya masuk ke Tanah Perjanjian setelah keluar dari perbudakan di Mesir sesuai dengan janji Allah.

b. Allah tidak mungkin berdusta (Bil. 23:19). Allah yang sama telah menjanjikan pengharapan keselamatan bahkan dari sebelum penciptaan (Tit. 1:2). Karena Allah sudah menjamin kekekalan kita, Ia juga tentu menjamin penyertaan-Nya sepanjang hidup kita (Rom. 8:32). Oleh sebab itu, kita seharusnya percaya kepada janji-Nya bahwa Ia akan senantiasa menuntun kita sepanjang perjalanan hidup kita.

Pertanyaan Diskusi

1. Berhala-berhala apa yang masih sulit untuk anggota keluarga kalahkan? (tips respons: Ambilah waktu untuk saling membagikan hal-hal yang seringkali menjadi fokus utama di dalam hidup, baik hal-hal negatif maupun positif. Bagikanlah hal-hal yang sering mengambil tempat yang utama di dalam hati dan menggeser Tuhan.)

2. Apakah anggota keluarga pernah atau sedang merasa diri “terkutuk”? (tips respons: Ambilah waktu untuk merenungkan pengalaman atau tantangan yang sedang dihadapi yang membuat diri merasa terkutuk. Renungkan juga apa yang dipahami sebagai "kutuk" dan "berkat". Bagikanlah kisah dan/atau perenungan tersebut.)

3. Bagaimana kesetiaan Allah kepada janji-Nya memberi anggota keluarga harapan? (tips respons: Renungkan pengharapan yang telah Allah berikan melalui karya Anak-Nya. Renungkanlah bagaimana pengharapan tersebut dapat menjadi kekuatan untuk menghadapi perjalanan kehidupan ini terlepas dari seberapa sulitnya situasi yang akan dihadapi. Bagikanlah perenungan tersebut.)

Christ Connection

Seperti Balak yang ingin mengutuki dan mengalahkan bangsa Israel, Iblis juga membenci dan ingin membinasakan kita. Tapi seperti Bileam yang justru mengucapkan berkat atas bangsa Israel, dosa dan kematian tidak lagi menjadi kutuk dan justru menjadi sarana berkat Allah melalui Kristus yang menanggung keduanya di atas kayu salib. Karena Injil, Kristus yang kudus menjadi kutuk supaya kita yang terkutuk bisa menjadi kudus. Alhasil seperti bangsa Israel yang nanti akan sampai ke Tanah Perjanjian, kita juga menerima berkat dan jaminan hidup kekal bersama dengan Allah. Pertanyaannya sekarang adalah, “Apakah kita mau percaya dan taat kepada Tuhan yang setia menepati janji-Nya untuk memberkati kita?”