Breaking down barriers
Ayat bacaan
Efesus 2:1-10, 14-16
Ringkasan Khotbah
Injil mengungkapkan karakter Allah dengan lebih jelas daripada di tempat lain. Di satu sisi, kita melihat keadilan dan kebenaran-Nya. Ia tidak menutup-nutupi dosa, melainkan menunjukkan murkaNya yang kudus. Namun, dalam Injil, kita menemukan Allah yang hatinya penuh dengan belas kasihan lebih banyak daripada jumlah air di samudera. Kita ditemui oleh Allah yang kasih-Nya tidak dapat diukur dan karunia serta kebaikan-Nya lebih besar dari yang kita harapkan. Dan berpikir bahwa dalam zaman yang akan datang, masih ada lebih banyak karunia yang dapat ditemukan dalam Dia. Ini mengilhami pujian seperti yang ditulis oleh Raja Daud: "Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami." (2 Sam. 7:22).
Injil membawa perdamaian dengan Allah, tetapi juga membuat perdamaian dengan orang lain menjadi mungkin. Allah menyatukan kita dengan-Nya dan kemudian menyatukan kita dengan sesama; Dia membuat kita menjadi baru dan kemudian membuat hubungan kita menjadi baru juga. Allah menghapus penghalang antara orang Yahudi dan orang non-Yahudi, menciptakan satu bangsa dalam Kristus. Sama seperti Israel terdiri dari 12 suku, sekarang umat Allah adalah satu bangsa dari setiap suku dan ras. Dalam Kristus, apa yang menyatukan kita lebih besar daripada apa yang memisahkan kita. Dengan menjadikan kita satu, Yesus memberi kita identitas baru. Yang dulunya musuh sekarang menjadi saudara; orang yang berbeda sekarang menjadi satu tubuh. Sementara kita tetap mempertahankan keindahan dan martabat perbedaan kita, perbedaan-perbedaan itu tidak lagi mendefinisikan hubungan kita. Sekarang, perbedaan-perbedaan kita melengkapi satu sama lain untuk menyatakan kuasa dan kasih Allah.
Pertanyaan Diskusi
Gospel Connection
Karena injil kita diingatkan bahwa Tuhan telah menebus kita bukan hanya dari kematian kekal, tetapi juga dari Kesia siaan hidup, karena injil juga kita mengerti bahwa Firman Tuhan jauh lebih bernilai daripada semua nilai-nilai moralitas dan cara pandang dunia, dan kita tidak lagi membeda-bedakan orang lain karena warna kulit atau status ekonomi sosial yang berbeda.