The Weakness Of A Rescuer

The Weakness of a Rescuer

Ayat Bacaan:

Hakim-hakim 6:11-16

Ringkasan Khotbah:

Selama 40 tahun di bawah kepemimpinan hakim Debora bangsa israel hidup dengan aman dan kondusif. Namun, semua berubah saat bangsa Israel kembali tidak setia kepada Tuhan dan melakukan yang jahat di mata Tuhan. Mereka menyingkirkan Tuhan, tidak beribadah lagi kepada Tuhan dan menyembah allah-allah palsu.

Allah izinkan mereka terus dirongrong orang Midian. Mereka mengalami kesusahan, kehilangan kenyamanan, dan kehilangan damai sejahtera. Di saat itulah mereka memohon dan memanggil Allah. Terkadang Tuhan memakai pergumulan kita untuk memproses hati kita dan mengembalikan fokus kita kepada Tuhan.

Lalu, Allah memanggil Gideon untuk membebaskan bangsa Israel. Dia seorang petani dan berasal dari suku yang kecil yaitu bani Abiezer dari suku Manasye. Allah memanggil Gideon pahlawan yang gagah berani. Gideon tidak mengerti mengapa Tuhan memanggilnya “pahlawan yang gagah berani” karena pada saat itu ia benar-benar merasa takut dan lemah.

Tetapi segala sesuatu tergantung di tangan siapa. Di tangan Allah, sesuatu yang kecil, lemah, dan nampak tidak berarti dapat berdampak besar. Allah berdaulat memakai siapa saja untuk menyatakan kasih dan kuasa-Nya.

Pertanyaan Diskusi:

1. Akhir-akhir ini, kondisi apa yang tidak enak bagi, tetapi Tuhan ijinkan untuk memproses kita? Tips respons (Ambillah waktu pribadi untuk merenungkan, hal apa yang perlu kita ubah dan syukuri dalam kondisi tersebut?).

2. Apakah kamu pernah/saat ini merasa lemah dan tak mampu menghadapi tantangan yang ada? Tips respons (Kita tidak perlu lagi merasa lemah saat menghadapi persoalan hidup, karena Tuhan memberikan damai sejahtera pada kita).

Christ Connection:

Allah memberikan damai sejahtera saat Gideon lemah (Hak. 6:23). Allah pun memberikan damai sejahtera kepada kita yang lemah melalui Kristus (Yoh. 14:7). Gideon terus meminta tanda mujizat kepada Tuhan, tetapi Yesus membuat tanda mujizat. Gideon seorang pengecut, tetapi Yesus berani menyatakan kebenaran. Gideon meminta damai sejahtera, tetapi di dalam Yesus kita diberikan damai sejahtera. Kristus rela mengalami kelemahan, agar kita dapat mengalami damai sejahtera.