Tulah Mesir Part 1

 EXODUS WEEK 12 " TULAH MESIR BAGIAN 1 " Rev. Mic hael Chrisdion, MBA

 

 Pembacaan : Keluaran 7: 14 – 8: 19

Di Kitab keluaran ini maka kita ditunjukkan ada kontras antara Firaun dan Tuhan, antara sistimnya Tuhan dan sistimnya dunia. Kalau kita perhatian setiap tulah yang ditimpakan kepada Mesir selalu mengacu kepada spesifik dewa Mesir yang disembah oleh orang Mesir. Ada 114 dewa di Mesir dan setiap tulah itu menyerang secara spesifik dewa utama orang Mesir untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu berdaulat, Dia lebih dari segalanya, lebih dari semua dewa Mesir dan Dia yang layak disembah. 

     1. MANUSIA CENDERUNG SUKA MENYEMBAH BERHALA

Tulah pertama: air menjadi darah


14Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Firaun berkeras hati, ia menolak membiarkan bangsa itu pergi. 15Pergilah kepada Firaun pada waktu pagi, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai; nantikanlah dia di tepi sungai Nil dengan memegang di tanganmu tongkat yang tadinya berubah menjadi ular. 16Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan. 17 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,18dan ikan yang dalam sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil ini.”19 TUHAN berfirman kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu.” 20Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah; 21matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah. 22Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN. 23Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak mau memperhatikan hal itu juga. 24Tetapi semua orang Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat meminum air sungai Nil. 25Demikianlah genap tujuh hari berlalu setelah TUHAN menulahi sungai Nil.

Sungai Nil adalah lambang kesuburan, kemakmuran dan kejayaan bangsa Mesir. Dan dewa utama yang disembah orang Mesir bernama dewa Apis. Tuhan ingin mengekspos kebohongan berhala ini melalui tulah air menjadi darah sehingga perekonomian Mesir menjadi hancur total (Ayat 20-21). Materi itu selalu menjanjikan kenyamanan, kontrol atau penerimaan dan itulah yang selalu dicari oleh manusia. Kita sering mendengar istilah penyembahan berhala namun kurang mengerti apa definisinya dan mengapa kita cenderung suka menyembah berhala. Kalau kita perhatikan empat dari sepuluh tulah yang ditimpakan kepada Mesir maka bentuknya adalah binatang sedangkan yang lain dalam bentuk berhubungan dengan hukum alam. Apakah definisi penyembahan berhala yaitu waktu kita mengacaukan urutan dari penciptaan yang sudah Tuhan tetapkan. Urutan yang benar adalah Tuhan menciptakan manusia untuk menaklukkan bumi yaitu ciptaan lainnya (alam dan binatang-binatang). Namun di taman Eden maka Adam dan Hawa lebih mempercayai iblis yang menjelma menjadi binatang yaitu ular yang sebenarnya manusia harus menaklukkan bumi termasuk binatang, tetapi manusia lebih percaya kepada kebohongan ciptaan dari pada sang pencipta. Sebab itu kalau kita perhatikan orang yang menyembah berhala berupa patung atau hal-hal lain maka itu adalah kebodohan dan tidak masuk akal sebab dia menyembah apa yang diciptakannya sendiri. Manusia menyembah dan mengorbankan segala sesuatu demi hal-hal yang fana yang seharusnya kita pakai untuk memuliakan Tuhan, sehingga akibatnya urutan dan tatanan Tuhan yang sempurna itu menjadi rusak.

 

       2. BERHALA TIDAK MAMPU MEMUASKAN KITA.

Berhala itu tidak mampu memuaskan kebutuhan batin kita yang terdalam. Kebohongan yang dijanjikan iblis kepada Adam dan Hawa waktu di taman Eden adalah bahwa dia akan bisa menjadi seperti Allah. Namun ternyata Adam dan Hawa tidak menjadi seperti Allah tetapi justru mereka menjadi malu karena sadar bahwa mereka telanjang dan ada rasa bersalah, tuduhan serta kehilangan kemuliaan Allah. Berhala tidak akan dapat memuaskan dan hanya memberi janji-janji kosong yaitu kekayaan, kekuasaan, ketenangan, kenyamanan, kontrol dsb, namun tidak pernah menepatinya. 

 

     3. KONSEKUENSI PENYEMBAHAN BERHALA

Ketika manusia jatuh dalam dosa maka upah dosa adalah maut. Ketika tatanan Tuhan itu menjadi rusak maka terjadilah kekacauan karena bumi dikutuk sehingga ada bencana alam, binatang buas, virus dan sakit penyakit. Kalau kita menyadari akan keadaan yang sedang kita alami saat ini maka sebenarnya itu menunjukkan betapa rentannya kita dan betapa kita membutuhkan Tuhan untuk menyelamatkan kita. Kita sebenarnya diciptakan untuk menyembah dan mempermuliakan Tuhan, itulah sebabnya kita selalu mencari penyembahan.  Namun karena dosa maka orientasi dan tatanan hati kita menjadi kacau sehingga kita tidak lagi menyembah Tuhan tetapi menyembah hal-hal yang fana dimana menyebabkan pencarian kebahagiaan manusia itu menjadi salah arah yaitu bukan pada sang pencipta tetapi pada ciptaan. Sebagai contoh : mengasihi anak adalah hal yang baik namun kalau kita memberhalakan anak dan memaksa anak untuk memenuhi semua mimpi kita sehingga performa atau prestasi anak itu menjadi obsesi kita yang utama maka itu akhirnya dapat menghancurkan kehidupan anak-anak kita. Mereka akhirnya bisa menjadi anak-anak yang memberontak terhadap kita dan kita menjadi kecewa atau sakit hati terhadap mereka. Jadi berhala itu selalu gagal memuaskan kita dan ada konsekuensinya yaitu membawa kutuk, kesusahan dan berbagai duka. 

23Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak mau memperhatikan hal itu juga. 24Tetapi semua orang Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat meminum air sungai Nil.

Ada yang menarik disini dimana Firaun tetap berpaling dari Allah dan membuat parit. Disini kita bisa belajar bahwa sekalipun berhala yang disembah itu mengecewakan tetapi Firaun tetap merasa belum membutuhkan Tuhan. Firaun berusaha mencari solusi dengan kekuatan sendiri dan merasa ada dewa lain yang bisa menggantikan dewa Apis. 

Tulah kedua: katak


1Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Pergilah menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman Tuhan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku; 2jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi seluruh daerahmu dengan katak. 3Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat tidurmu, ke dalam rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonanmu. 4Katak-katak itu akan naik memanjati engkau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu.”

 

Bangsa Mesir adalah bangsa yang menyembah dewa katak (Heqet) yang dipercayai sebagai dewa yang membawa berkat, rejeki dan keberhasilan. Inilah keadaan manusia yang jatuh dalam dosa dimana pencarian kebahagiaan itu salah arah yaitu pada ciptaan.  Ada quote dari Paul Tripp yang mengatakan “ keberhasilan atau berkat apapun yang ada diluar Kristus seperi buah apel yang ditempelkan pada dahan pohon maka sepertinya ada buahnya namun pada akhirnya akan membusuk. “ Semua kebahagiaan dan kenikmatan dunia ini tidak akan dapat memuaskan dan membahagiakan kita tetapi justru semua itu akan membelenggu dan menghancurkan kita. 

8Kemudian Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: “Berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada Tuhan.” 9Kata Musa kepada Firaun: “Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja.” 10Katanya: “Besok.” Lalu kata Musa: “Jadilah seperti katamu itu, supaya tuanku mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti Tuhan, Allah kami. 11Maka katak-katak itu akan dijauhkan dari padamu, dari rumah-rumahmu, dari pegawai-pegawaimu dan dari rakyatmu; dan hanya akan tinggal di sungai Nil saja.”

12Lalu Musa dan Harun keluar meninggalkan Firaun, dan Musa berseru kepada Tuhan karena katak-katak, yang didatangkan-Nya kepada Firaun. 13Dan Tuhan melakukan seperti yang dikatakan Musa, sehingga katak-katak itu mati lenyap dari rumah, dari halaman dan dari ladang. 14Dikumpulkan oranglah bangkai-bangkainya bertumpuk-tumpuk, sehingga tanah itu berbau busuk. 15Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa telah terasa kelegaan, ia tetap berkeras hati, dan tidak mau mendengarkan mereka keduanya -- seperti yang telah difirmankan Tuhan.

Disini kita melihar bahwa cara penyembahan hati Firaun dari berhala-berhalanya kelihatan sangat jelas dimana dia kelihatannya bertobat tetapi ternyata penyembahannya bersifat transaksional. Jadi Firaun melakukan penyembahan terhadap dewa-dewanya termasuk kepada Tuhan yaitu untuk mendapatkan imbalan atau kelegaan dan ini bukanlah penyembahan yang sejati. Demikian juga kalau kita melakukan penyembahan karena kita ingin mendapatkan sesuatu dari Tuhan maka itu bukanlah cinta Tuhan tetapi cinta diri sendiri dan itu adalah penyembahan yang palsu. Penyembahan yang palsu akan memperlakukan Tuhan bukan sebagai Tuhan tetapi memperlakukan Tuhan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi penyembahan yang sejati akan membuat kita datang kepada Tuhan karena Tuhanlah yang kita rindukan dan bukan yang lain. 

Tulah ketiga: nyamuk


16Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah, maka debu itu akan menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.” 17Lalu mereka berbuat demikian; Harun mengulurkan tangannya dengan tongkatnya dan memukulkannya ke debu tanah, maka nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang. Segala DEBU TANAH MENJADI NYAMUK di seluruh tanah Mesir.

 

Dalam tulah ini maka Tuhan tidak hanya mendatangkan nyamuk tetapi Tuhan mengubah pasir, debu dan tanah menjadi nyamuk dimana ini berbicara tentang konsekuensi dosa dari penyembahan berhala.  Penyembahan berhala itu merusak tatanan Tuhan dimana Adam dan Hawa lebih percaya kepada iblis melalui ular serta memberontak kepada Tuhan dan menyembah ciptaan bukan sang pencipta sehingga akhirnya Tuhan mengutuk mereka.

 

Kejadian 3:17b-19
17b maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: 18semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; 19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

 

Debu disini berbicara tentang kebinasaan atau maut. Ada konsekuensi yang jauh lebih mengerikan daripada kekecewaan, kehampaan hati dan kekosongan yaitu penyembahan berhala adalah dosa yang mengakibatkan kutuk dosa yaitu maut. Inilah tulah bagi kita semua orang yang berdosa. Tulah yang mewabahi lebih dari virus corona yaitu virus dosa yang merusak gambar Allah  dan mendatangkan maut. Maut tidak hanya berbicara tentang kematian jasmani saja tetapi juga kematian kekal. 

 

18Para ahli itu pun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu manteranya untuk mengadakan nyamuk-nyamuk, tetapi mereka tidak dapat. Demikianlah nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang. 19 Lalu berkatalah para ahli itu kepada Firaun: “Inilah tangan Allah.”. Tetapi hati Firaun berkeras, dan ia tidak mau mendengarkan mereka -- seperti yang telah difirmankan Tuhan.

Tidak ada yang dapat melawan maut dan membatalkan kutuk dosa. Para ahli nujum dan dukun-dukun tidak ada yang dapat menemukan obat dari maut. Suatu saat kita semua harus menghadap Allah sang pencipta langit dan bumi namun disini kita akan menemukan kabar baik. 

GOSPEL CONNECTION

Dari cerita ini maka kita bisa belajar bahwa Tuhan ingin melepaskan kita dari semua wabah ini. Dan yang bisa mencabut tulah dan kutuk hanyalah Tuhan.

 

Keluaran 8:9 - 11
9Kata Musa kepada Firaun: “Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja.” 10Katanya: “Besok.” Lalu kata Musa: “Jadilah seperti katamu itu, supaya tuanku mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti Tuhan, Allah kami. 11Maka katak-katak itu akan dijauhkan dari padamu, dari rumah-rumahmu, dari pegawai-pegawaimu dan dari rakyatmu; dan hanya akan tinggal di sungai Nil saja.”

Tatanan dan penciptaan yang sudah dirusak oleh manusia karena menyembah ciptaan mengakibatkan kita harus mengalami konsekuensi dosa yaitu maut. Tetap ada kabar baik dimana Tuhan tidak meninggalkan kita dalam keterpurukan kita karena dibelenggu dosa.

Yohanes 1: 1 & 14

1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

Filipi 2: 6 - 8

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Tuhan mencari  dan mengejar umat pilihanNya. Pada Palm Sunday yaitu empat hari sebelum Yesus disalib maka Dia berjalan menuju Yerusalem dengan menunggang seekor keledai. Ini melambangkan dimana Dia masuk dalam sejarah manusia dimana yang Mulia datang ke tempat yang hina, yang suci masuk ketempat yang kotor dan hina. Yesus datang kedunia bukan untuk menghukum tetapi untuk menanggung hukuman. Dia datang bukan untuk memperbudak tetapi memberi kelepasan. Dia datang bukan untuk membunuh tetapi Dia datang untuk memberikan diriNya dibunuh untuk menggantikan kita dan menyelematkan kita.

Galatians 3:13
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”14Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

 

Kita bisa melakukan penyembahan yang benar ketika kita sadar akan betapa besar kasih Tuhan, betapa mulia salib Kristus dan bagaimana kita sudah dibebaskan dari tulah dan kutuk Mesir. Kalau kita tidak dapat memahami betapa besar karya anugerahNya maka penyembahan kita akan bersifat transaksional. Namun saat kita memandang salib Kristus maka mana mungkin kita bertransaksi dengan Tuhan yang sudah memberikan segalaNya bahkan nyawaNya sendiri Dia berikan kepada kita. Tuhan yang menciptakan jagad raya tergantung di kayu salib untuk menanggung wabah dan tulah yang terburuk yaitu maut supaya kita diselamatkan. Ditengah wabah yang sedang kita hadapi saat ini maka Dia sudah memberikan jawaban atas wabah yang lebih besar yaitu wabah dosa. Bagi kita yang percaya kepadaNya maka apapun keadaan kita maka kita akan merasa aman dalam Dia. Kalau mungkin kita menderita maka kita juga akan dihibur sebab Yesus juga pernah merasakan penderitaan kita namun Dia menang, sebab itu kita disebut lebih dari pemenang. Dan dalam keadaan apapun yang kita alami maka Tuhan akan ada bersama kita.