The Destruction of Envy

Hikmat Amsal Melalui Lensa Injil  Week 9   "IRI HATI YANG MENGHANCURKAN" 

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan : Amsal 14:30; 23: 17-18; Mazmur 73: 1-4; 20-26

Kita hidup di jaman di mana media sosial adalah bagian dari kehidupan kita. Melihat postingan teman kita dan para selegram/selebritu serta membandingkan hidup kita dengan mereka sudah menjadi hal yang normal dan biasa. Tanpa kita sadari iri hati yang adalah dosa bahkan sudah menjadi kebiasaan keseharian kita untuk menginginkan (baca: iri hati) hidup mereka. Tetapi apakah kita mengerti bahaya dari dosa iri hati? Mengapa iri hati ini masuk ke dalam 10 perintah Allah di kitab Keluaran 20 dan Ulangan 5 (Jangan Mengingini Milik Sesamamu)? Ternyata dosa ini pelan-pelan menggerogoti kita dan membuat hidup kita masuk ke dalam lingkaran setan yang menghancurkan. Lalu bagaimana kita menghadapi iri hati dengan Injil? Bagaimana aplikasi Injilnya?

        

           1. MENGERTI APA IRI HATI ITU ?

Mazmur 73:3-4
3Sebab Aku Cemburu (I Envy) kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik . (Prosperity Of The Wicked) 4Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka ; (Healthy And Strong)

Manusia itu mudah iri hati atau cemburu saat membandingkan dirinya dengan orang lain. Dan yang sering dicemburui adalah kekayaan, kemakmuran dan kemujuran, juga tubuh mereka yang sehat dan bagus, yang padahal mereka adalah orang-orang fasik. Dari sini kita bisa mendefinisikan bahwa iri hati adalah menginginkan hidup orang lain. Jadi mekanismenya adalah kita menjadi tidak bahagia atau tidak puas dengan hidup kita karena kita tidak memiliki apa yang orang lain miliki seperti kecantikan, kekayaan, kemujuran, kesuksesan, ketampananan atau kesehatan mereka. Dan ini sudah menjadi hal yang biasa dan normal serta kita semua sedang bergumula akan hal ini. Orang yang iri hati itu  bukannya bersukacita atas keberhasilan orang lain, tetapi malah tidak bahagia, karena tidak memiliki apa yang dimiliki oleh orang tersebut. Atau dengan kata lain bahwa iri hati itu menjadi tidak bahagia atas kebahagiaan orang lain dan menjadi bahagia atas ketidakbahagiaan orang lain.

Mungkin kita mengenali orang itu lebih cantik, tampan, pandai, kaya, berprestasi dan lebih hebat dari kita. Lalu kita beri “like” pada postingan mereka dan memuji mereka, tetapi kita melakukan semua itu dengan hati yang iri. Jadi sebenarnya kita tidak bahagia saat melihat orang lain Bahagia, tetapi  sebaliknya kalau ada orang lagi kesusahan dan memposting di media sosial yaitu orang yang tadinya sukses yang membuat kita iri ternyata sedang susah. Lalu kita “like” dan memberi komen kalau kita ikut prihatin dengan kesusahannya. Namun kalau kita jujur maka dalam hati kita yang paling dalam maka ada sesuatu perasaan yang menghibur. Mungkin dalam hati kita berkata bahwa hidupnya ternyata tidak sebahagia yang kita kira dan hidupnya tidak sebaik yang kita sangka dan itu menghibur kita, maka itulah yang disebut iri hati. Tetapi masalahnya seringkali kita tidak mau jujur mengakuinya dan sebenarnya kita semua memiliki hal itu di dalam hati kita. Jadi iri hati itu bahagia melihat orang susah dan susah melihat orang bahagia.

          2. MENGAPA IRI HATI HARUS DIUNGKAPKAN?

Roma 7:7b
oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu Keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan Mengingini (Covet=Epythymeō)!"

Keluaran 20:17
Jangan Mengingini rumah sesamamu;  Jangan Mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.”

Jangan mengingini (covet) ini mengacu kepada 10 perintah Allah yang ke sepuluh. Dan Alkitab tidak akan memperingatkan kita tentang hal iri hati kalau ternyata hal itu tidak serius. Mengapa iri hati itu berbahaya dan perlu kita ekspos?

          a. Iri Hati Menyembunyikan Dirinya Dibalik Sesuatu Yang Lain

Mazmur 73:21-22a
21Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, 22aku dungu dan tidak mengerti,

Mungkin kita pernah merasa jengkel atau panas saat melihat postingan di media sosial. Kita berpikir ingin rileks dengan berselancar di media social namun saat kita scrolling maka tiba-tiba kita malah menjadi stress dan resah. Kalau kita dalam kondisi seperti ini maka coba telusuri rasa stress kita, rasa marah kita dan keresahan kita, atau kita merasa mengasihani diri sendiri maka cari apa penyebabnya? Apakah kita membandingkan diri kita dengan orang lain? Mungkin kalau kita memiliki perasaan-perasaan yang lain itu jangan-jangan karena kita iri sama hidup orang lain yaitu saat kita membandingkan diri dengan orang lain.Karena iri hati bersembunyi dan menjadi penyebab  emosi-emosi yang lain tersebut. 

Sebagai alat untuk menguji itu yaitu kalau kita melihat orang yang sukses yang kita kagumi, atau orang yang powerful yang kita segani itu sedang mengalami kejatuhan karena suatu kasus sehingga akhirnya reputasinya jatuh, maka apakah dalam hati kita terhibur dengan kejatuhan mereka. Kalau benar maka jangan-jangan sebenarnya di balik kekaguman kita sebenarnya kita itu menginginkan hidup mereka. Kita memiliki iri hati terhadap mereka tetapi iri hati itu menyembunyikan diri dalam emosi-emosi yang lain yang kita rasakan, namun masalahnya kita tidak mau jujur mengakuinya. Hati kita itu penuh dengan keinginan-keinginan yang menyamarkan dirinya padahal  akar dosa yang sebenarnya adalah iri hati.

Yakobus 1:13-15
13Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ”Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. 14Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya (desire=epythymeō) sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Keinginan kita itu sering mengelabuhi kita dengan menginginkan milik sesama yang sebenarnya kita itu iri hati. Sebab itu telusuri emosi kita, jangan-jangan masalah sebenarnya adalah iri hati. Ada seorang penulis yang brilian bernama Joseph Epstein dan dia tidak percaya pada Tuhan. Seorang profesor bahasa Inggris di Universitas Northwestern selama bertahun-tahun. Dia menulis sebuah buku, meskipun dia bukan seorang kristen, tentang salah satu dari tujuh dosa mematikan klasik, yaitu iri hati (Oxford University Press). Dia berkata : “Dari ke tujuh dosa yang mematikan, hanyalah iri hati dosa yang sama sekali tidak menyenangkan, menguras semua sukacita kita  dari awal. Kita semua sudah pernah merasakan keputus asan, yang sangat dalam yang menusuk dan menghancurkan jiwa, yang disebabkan oleh iri hati.”

  

            b. Iri Hati Menyedot Sukacita Kehidupan Dan Meracuni Kita Untuk Mampu Menikmati Hidup.

Mengapa iri hati bisa menyedot sukacita kita dan meracuni kita untuk mampu menikmati hidup? Sebagai contoh, saat kita punya rumah maka kita merasa senang dan aman-aman saja dengan rumah kita. Sampai satu hari kita melihat Instagram atau melihat rumah orang lain yang lebih rapi dan designnya lebih bagus, maka tiba-tiba kita tidak bisa lagi bersukacita dan bahagia dengan rumah kita. Kita sudah tidak bisa lagi menikmatinya dan kita tidak bisa bersukacita. Iri hati bukan hanya menyedot sukactia kehidupan tetapi juga meracuni kita untuk mampu menikmati kehidupan yang diberikan Tuhan. Itulah sebabnya Amsal 14:30 berkata :

Amsal 14:30
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

Mengapa membusukkan tulang yaitu karena kita tidak bisa menikmati berkat Tuhan serta kita tidak bisa mensyukuri semua hal yang dititipkan Tuhan. Kita sudah belajar bahwa segala sesuatu dititipkan dan dipercayakan untuk memuliakan Tuhan. Namun itri hati itu menyedot sukacita kita sehingga kita tidak sukacita dengan semua yang sudah Tuhan anugerahkan dalam hidup kita. Kita selalu kritis dan tidak pernah bisa duduk untuk menikmati apa yang Tuhan sudah titipkan dan berikan. Kita merasa segala sesuatu tidak pernah cukup bagi kita. Kita begitu dipelintir oleh rasa iri atas kehidupan orang lain, kita menginginkan hidup mereka serta membandingkan diri kita dengan orang lain. 

Jonathan Edward berkata “Jangan pernah meremehkan kekuatan spiritual dari Dosa iri hati.” Adam dan Hawa, mereka memiliki Firdaus! Mereka memiliki segalanya! Sempurna. Hidup abadi. Tidak ada penyakit. Tidak ada rasa lapar. Surga yang indah. “Oh, satu hal. mereka tidak bisa memakan pohon itu. Jangan sentuh pohon itu.” Segala sesuatu yang lain sempurna, dan itu tidak cukup buat mereka dan masih kurang.” Sebab itu jangan pernah meremehkan kekuatan dosa iri hati karena iri hati menyedot sukacita kehidupan dan meracuni kita untuk mampu menikmati berkat pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita.

            c. Iri Hati Menunjukkan Dambaan Hati Kita Yang Terdalam Dan Berhala-Berhala Kita

Seorang ahli teologi dari Denmark bernama Soren Kierkegard berkata “ Tuhan memanggil kita untuk memusatkan hidup kita pada-Nya tetapi kita melihat ke hal-hal lain untuk memusatkan hidup kita. Kita akan cenderung iri pada hal-hal yang menjadi pusat kehidupan kita. Kekaguman adalah penyerahan diri yang membahagiakan. Iri hati adalah usaha pembenaran diri yang tidak pernah membahagiakan.”  Maksud dari perkataannya adalah bahwa kita ini didesain untuk hidup bagi Tuhan dan bukan untuk yang lain. Kalau hidup kita itu bagi Tuhan maka kita akan puas dengan kemuliaan-Nya, penerimaan-Nya, penghargaan-Nya, keindahan-Nya dan kesetiaan-Nya. Kalau orang hidup bagi Tuhan maka dia bisa kagum atas keberhasilan pekerjaan orang lain sebab identitasnya tidak dikaitkan dengan pekerjaan tetapi pada Tuhan. 

Jadi kalau ada orang lain yang lebih berhasil dalam pekerjaan, lebih cantik, lebih kaya, lebih hebat dalam pencapaian dan ketenaran maka dia bisa bersukacita atas kebaikan Tuhan atas mereka sebab dia tidak menaruh identitasnya pada semua itu tetapi pada kemuliaan, penerimaan, penghargaan, keindahan dan kesetiaan Tuhan sehingga bisa kagum dan tenang karena ada rasa berserah dan rasa cukup. Tetapi kalau hidup kita pusatnya adalah pekerjaan, kecantikan, kekayaan, pelayanan, pencapaian atau ketenaran maka kalau ada orang lain yang lebih hebat maka bisa merasa iri, terancam dan tidak aman sebab ternyata ada orang lain yang lebih hebat dibandingkan kita. Kierkegard berkata ” untuk mengetahui berhalamu/ dambaan hatimu yang terdalam, telusuri iri hatimu. Kamu akan selalu iri terhadap orang-orang yang memiliki hal-hal yang terkait dengan identitasmu dan apa yang kamu gunakan untuk membangun harga dirimu.”

          3. CARA INJIL MENGHADAPI IRI HATI

Kitab Amsal memberikan petunjuk dan perintah yang merujuk kepada Injil tentang bagaimana caranya kita menghadapi dan menyembuhkan iri hati ini.

Amsal 23:17-18
17Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi Takutlah Akan Tuhan  senantiasa. 18Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

Amsal menuliskan bahwa antidotnya iri hati adalah takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan itu artinya penyembahan yaitu kagum dan hormat di hadapan keindahan dan keagungan Tuhan.Menyembah Tuhan itu bukan hanya tahu informasi tentang  Tuhan tetapi benar-benar mengalami Tuhan. Seperti kalau kita pergi naik kapal ke tengah laut dan kita melihat ombak yang besar di samudra raya maka tiba-tiba ada rasa takut, rasa kagum dan rasa ngeri. Tetapi pada saat yang sama kita juga bisa melihat keindahannya. Waktu kita melihat ciptaan maka sebenarnya ciptaan itu mengacu kepada Sang Pencipta karena itu sebenarnya adalah petunjuk yang mengarahkan kita untuk menyembah. Jadi menyembah itu bukan hanya tahu tetapi mengalami. Itulah sebabnya di Mazmur 73 dijelaskan lebih detail tentang apa yang terjadi saat kita menyembah Tuhan. 

Mazmur 73:17
17sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. (I went into the sanctuary of God then I discerned )

Dengan kata lain pemazmur mengatakan “ aku masuk tempat kudus dan menyembah, baru aku bisa melihat bahwa Tuhan itu ternyata begitu indah, agung dan mulia, sehingga semua yang dunia tawarkan yaitu kekayaan, penerimaan, kecantikan, semua itu fana dan tidak sebanding dengan keindahan Tuhan. 

Mazmur  63
3Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. 4Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup;
bibirku akan memegahkan Engkau. 5Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.

Waktu kita menyembah,  kita melihat keindahan sang pencipta! hati kita dikalibrasi  dan ditata ulang untuk berpaling dari keindahan ciptaan yang semu. Waktu kita melihat Injil dan melihat Tuhan, melihat penerimaanNya terhadap kita maka penerimaan manusia tidak sebanding dengan penerimaan Tuhan. 

Namun selanjutnya muncul problem yang kedua yaitu siapa yang bisa memandang Tuhan di tempat kudus Tuhan? Siapa yang tahan melihat kekudusan dan kemuliaan Tuhan. Kerinduan Daud ini sebenarnya tidak masuk akal. Sebab kalau berbicara tentang Tabernakel maka yang bisa masuk adalah seorang imam dari suku Lewi sedangkan Daud adalah seorang raja dari suku Yehuda yang tidak mungkin bisa masuk ke tempat kudus.  Bahkan Daud sempat iri saat mengamati Bait Allah maka dia melihat burung pipit yang masuk bait Allah dan masuk ruang kudus dan ruang maha kudus tetapi tidak mati. Daud iri karena burung tersebut bahkan membuat rumahnya dan sarangnya di dalam Bait Allah dekat di hadirat Tuhan (Mazmur 84). Sebab itu Daud menulis …

Mazmur  24:3-5
3 “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” 4  ”Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. 5Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.

GOSPEL CONNECTION

Mazmur 73:22-26
22aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. 23Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. 24Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. 25Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. 26Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

Pemazmur di Mazmur 73 ini setelah dia menjelaskan mengenai hatinya yang penuh iri hati maka dia meneruskan dengan deskripsi keadaannya yaitu bagaimaana Tuhan yang kudus bisa berada di dekatnya, memegang tangannya dan menuntunnya. Bahkan di ayat 25 dikatakan bagaimana Tuhan yang ada di sorga itu menjadi milik kita dan kita menjadi milik Tuhan yang di sorga. 

Mazmur 73 ini sesungguhnya hanya angan-angan seorang pemazmur dan sedang menubuatkan apa yang akan terjadi di Perjanjian Baru yaitu ada waktunya dimana orang yang berdosa bisa dekat dengan Tuhan, orang yang iri hatinya bisa disembuhkan karena memiliki identitas yang baru dalam Tuhan. Manusia yang penuh iri hati dan penyembah berhala tidak mampu untuk datang kepada Tempat Kudus Tuhan, Maka Tuhan yang Kudus berinkarnasi untuk menghampiri manusia berdosa. 

Yesus mengalami kebalikan dari apa yang dituliskan penulis Mazmur 73.  

1 Petrus 2:22-25
22  Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. 23Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. 24Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 25Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Kristus taat sempurna tapi apa yang menjadi nasibNya ..

Matius 27:46b
46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ”Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Kristus taat sempurna tetapi dengan sempurna namun apa yang dilakukan Bapa yaitu Dia  ditinggalkan sendirian, dikutuk dan dihukum. Dia diperlakukan seperti itu untuk menggantikan kita. Kita yang semestinya ditinggal sendirian, dikutuk dan dihukum karena kita tidak bisa taat dan yang melanggar. Dia dihukum,  dikutuk dan ditinggalkan sendirian untuk kita. Karya Kristus yang sempurna memungkinkan Roh-Nya untuk tinggal di tempat terdekat yang tak terpisahkan di dalam hidup kita serta memberikan identitas yang termulia yang pernah kita miliki.

Apa yang terjadi setelah Yesus berteriak “Eli-Eli Lama Sbakhtani” maka Dia berkat “ Sudah Selesai. Tempat kudus Allah yang tidak bisa dimasuki siapapun kecuali orang yang dikhususkan dan dianugerahi Allah yaitu imam besar maka tirai pemisah sobek dari atas ke bawah. Sekarang orang yang percaya kepada Kristus punya akses terhadap hadirat Allah. 50 hari setelah Yesus bangkit dan 10 hari setelah Yesus naik ke sorga maka Roh Kristus, Roh Kudus dan Roh Allah sendiri yaitu pribadi ketiga dari Allah Tritunggal dicurahkan untuk tinggal di dalam setiap hati orang percaya dan setiap hati kita menjadi tempat kudus Allah. 

Augustine The Hippo berkata “ Tuhan, Engkau menciptakan kami untuk diriMu, itulah sebabnya hati kami gelisah resah tidak bisa tenang, sampai hati kami menemukan keteduhan di dalamMu.” Kapan hati kita menemukan keteduhan di dalam Tuhan yaitu saat akhirnya Tuhan tinggal di dalam kita, saat Roh Kudus yaitu Roh yang membawa damai itu diam di dalam kita. Dan hanya melalui karya Kristus maka memungkinkan ini terjadi. 

IMPLIKASINYA

Orang yang memiliki Injil maka …

  • Dapat berempati atas pergumulan sesamanya
  • Mampu bersyukur saat berkesusahan
  • Dapat bergembira atas keberhasilan saudaranya
  • Dapat bersukacita dalam setiap keadaan
  • Bisa menikmati saat diberkati