The Gospel Path Of Character Transformation

Hikmat Amsal Melalui Lensa Injil  Week 3  "The Gospel Path Of Character Transformation" 

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan: Amsal 4 : 11 - 27

Kebijaksanaan lebih dari sekadar memiliki nilai moral yang tinggi. Bahkan niat terbaik yang dilakukan pada waktu yang salah atau dengan cara yang salah dapat merusak segala sesuatu. Hikmat bukanlah teori, aturan, pola yang harus dipelajari tetapi seorang pribadi yang penuh kasih yang bisa kita kenal yaitu Yesus Kristus. 

Dan untuk mengenal Tuhan tidak bisa secara instan yaitu seperti pintu atau tombol yang langsung bisa kita pencet tetapi suatu proses yang menyusuri jalan setapak. Jika Hikmat adalah Yesus Kristus, maka Kebijaksanaan adalah proses mengenal KRISTUS, sehingga kita menghidupi karakter Kristus untuk membuat pilihan bijak yang tepat di dalam hidup ini. Dan proses penyusuran jalan setapak inilah yang membentuk karakter seseorang atas pengenalan kita akan Kristus. Masalahnya bagaimana kita bisa mengubah karakter kita sebab karakter kita itu sulit berubah karena kita memiliki kecenderungan dosa. Apakah dengan disiplin rohani atau kemauan keras saja cukup?

 

BAGAIMANA KARAKTER KITA BERKEMBANG ?

Amsal 4:11-13
11Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu,aku memimpin engkau di jalan yang lurus. 12Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung. 13Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.

Karakter berkembang terutama dengan berjalan menyusuri jalan setapak yang artinya karakter kita dibentuk oleh pilihan-pilihan kecil yang kita buat setiap hari. Sebagai contoh : 

Ada artikel tentang sebuah wawancara dengan seorang pria di penjara: waktu dia masih kecil maka ayahnya punya sebuah arloji emas. Dan satu hari anak ini menyelinap ke kamar ayahnya dan melihat-lihat arloji ayahnya lalu kemudiandan memakainya Tetapi karena terlalu besar maka arlojinya jatuh dan kacanya retak. Waktu ayahnya menemukan arlojinya retak maka dikumpulkan orang serumah untuk bertanya siapa yang memecahkan arlojinya. Anak kecil ini tidak pernah mengaku dan bahkan menutupi kesalahannya. dan di dalam interview itu selama bertahun- tahun dia selalu memiliki kebiasaan yang sama yaitu suka berbohong dan menutupi kesalahannya serta tidak mau bertanggung jawab dan mengakui kesalahannya.  Bertahun-tahun kemudian Dia sedang mengemudikan mobilnya di malam hari dan menabrak anak kecil hingga anak kecil itu mati namun dia meninggalkan tempat kejadian dan melarikan diri. Untuk mempersingkat cerita akhirnya dia tertangkap dan di vonis hukuman penjara. Yang menentukan arah hidupnya bukanlah saat dia membuat keputusan untuk tabrak lari namun semua kebiasaan dan keputusan-keputusan kecil yang dia lakukan untuk selalu menutupi kesalahan serta tidak mau mengaku dan menghindari tanggung jawab itulah yang akhirnya membentuk karakternya dan akhirnya menentukan jalan hidupnya!

Jadi bukan kejadian yang besar yang membentuk karakter kita tetapi pilihan-pilihan kecil yang kita buat setiap hari yang membentuk karakter kita dan akhirnya menentukan jalan hidup kita. Demikian juga kalau dalam keadaan yang genting kalau seseorang merasa kilaf dan membuat keputusan yang salah maka itu sebenarnya sedang mengekspos karakter kita yang sebenarnya. Kalau kita membaca Amsal 4 ayat 11–19 maka membicarakan tentang hal ini.

Amsal 4:14-15
14Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat.15Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.

Saat kita menyusuri sebuah jalan dan ternyata jalan itu berbahaya maka janganlah terus berada dalam jalan itu tetapi evaluasi dan pindah jalur. Kalau kita tidak berhenti dan merubah jalur maka itu akan menjadi kebiasaan dan membentuk karakter. 

Amsal 4:16
16Karena mereka tidak dapat tidur, bila tidak berbuat jahat; kantuk mereka lenyap, bila mereka tidak membuat orang tersandung

Maksud dari ayat  ini yaitu mereka tidak bisa tidur kalau tidak berbohong (dalam bahasa aslinya berbuat jahat adalah menjatuhkan orang lain) Dengan kata lain mereka tidak bisa tidur kalau  tidak berbuat jahat untuk menjatuhkan orang lain. Mereka ingin tidur, tetapi mereka tidak bisa tidur, karena ada orang  yang lebih hebat, lebih kaya, lebih berkuasa  atau lebi tenar dari mereka. Dan mereka merasa terancam dengan kedudukan orang itu dan mereka membandingkan diri dengan orang lain. Dan dan bahasa- bahasa semacam ini yaitu “ tidak bisa tidur, terobsesi atau kepikiran “ini adalah bahasa yang dipakai dalam konteks kecanduan atau ketagihan dimana ini merupakan keadaan yang sangat tragis. Pertanyaannya adalah kecanduan apa sehingga orang itu melakukan hal-hal itu? Itu adalah kecanduan egoism dan mementingkan diri sendiri (narsisistik/ narsisisme). 

Sebagai contoh yaitu kalau saat ini kita tidak suka dengan seseorang dan ingin melihat orang itu direndahkan maka mungkin kita tidak secara langsung mengutukinya, tetapi dalam hati kita berharap orang itu suatu saat kena batunya atau kalau orang itu jatuh maka kita mensyukurinya. Kalau kita seperti itu dan tidak periksa hati kita maka kita bisa berada di jalan setapak ini yaitu egoisme. Dan manifestasi dari egoism ini ada dua yaitu kalau kita tidak melihat segala sesuatu dari kacamata Injil maka kita bisa jatuh dalam legalisme atau liberal. Kalau kita membandingkan diri dengan orang lain dan merasa lebih tinggi atau lebih hebat dari mereka maka kita menjadi sombong dan superior.  Namun disisi lain kalau kita pemalu, merasa kurang pintar, merasa tidak mampu, merasa rendah diri dan merasa inferior maka itu adalah suatu bentuk egoisme dan bentuk manifestasi narsisisme akut juga. Jadi keduanya adalah bentuk dari narsisisme dimana orang yang narsisistik bisa belagu tetapi juga bisa pemalu. Dan kalau kita ada di jalan yang seperti ini dan tidak bertobat maka akan ada hasilnya.

Amsal 4:19
19Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.

Ayat ini mengatakan bahwa jalan yang seperti itu adalah jalan kegelapan dimana mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.  Dan kalau kita ada di dalam jalan yang seperti ini maka ini bukan jalan hikmat tetapi ini jalan ketidakbijaksanaan dan akan memimpin kepada kegelapan. Demikianlah orang yang sudah narsis akhrinya bisa buta terhadap realita sehingga mereka akhirnya membuat banyak keputusan yang bodoh dan keputusan itu yang akhirnya mencelakakan hidup mereka sendiri.

Contoh: kalau kita tidak pernah bersyukur dalam hidup tetapi selalu mengeluh dengan keadaan atau orang-orang di sekitar kita maka biasanya kita merasa benar dan selalu menyalahkan orang lain sebagai penyebab dari kesalahan kita. Dan kalau kita tidak pernah bertobat dan mengaku salah atau bertanggung jawab saat kita melakukan kesalahan tetapi kita membela diri, menyalahkan orang lain dan membenarkan diri maka ang terjadi adalah dalam situasi apapun kita akan merasa sebagai korban. Kita selalu memanfaatkan orang lain dimana orang lain harus mengerti dan melayani kita sehingga kita yang menjadi pusatnya. 

Mungkin kita sering  protes tentang apa yang Alkitab katakan bahwa Tuhan mengirim orang yang jahat ke neraka tetapi bagaimana seandainya sebenarnya diri kita sendiri yang mengirim hidup kita sendiri ke neraka. Kalau karakter itu terbentuk dari keputusan-keputusan kecil yang kita buat sehari-hari. Kalau kita memilih yang salah, egois dan jahat kecil-kecil  setiap hari dan itu membawa kita kepada kegelapan yang akhirnya membawa kita menjadi kecanduan dan tidak bisa keluar karena sudah menjadi karakter dan sudah menjadi jalan hidup kita, maka sebenarnya kita yang mengirim diri kita sendiri ke neraka karena kita masuk ke dalam kegelapan itu akibat dari pilihan kita sendiri. Sesungguhnya semua bentuk kejahatan itu dimulai dari keputusan-keputusan kecil yang kita buat sehari-hari yang menentukan karakter, kecanduan kita. Itu semua menentukan jalan hidup kita dan juga akhirnya kekekalan kita. Sebab itu kita perlu sadar dan mulai mengevaluasi hidup kita serta mulai berubah.

DARIMANA KARAKTER BERASAL ?

Amsal 4:17-22
20Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; 21janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, SIMPANLAH ITU DI LUBUK HATIMU. 22Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.

Ternyata Alkitab mengatakan bahwa tidak mudah untuk mengubah karakter kita. Bahkan Alktiab mengatakan kita tidak bisa mengubah karakter hanya dengan berkemauan keras. Dari ayat yang kita baca yaitu kata-kata orang bijak tentang ajaran kebenaran, tentang Alkitab atau  ajarannya tentang hukum Tuhan maka yang perlu kita perhatikan adalah bahwa dia tidak hanya mengatakan, "Taati kata-kata saya," meskipun ketaatan tentunya penting. Dia juga  tidak mengatakan, "Hafalkan kata-katanya," meskipun menghafalkan juga berguna. tetapi Itu bukan hal utama. Namun hal yang utama adalah, “simpanlah itu di lubuk hatimu.”karena itulah yang menjadi kehidupan.

Kita yang dipengaruhi filsafat Yunani maka sering kita sering berpikir bahwa antara hati dan kepala itu memiliki fungsi yang berbeda dimana kalau kepala itu berbicara tentang logika sedangkan hati berbicara tentang emosi atau perasaan sehingga keduanya sepertinya tidak sinkron. Namun Alkitab tidak berbicara seperti itu dimana Alkitab berbicara bukan dari kepala tetapi dari hati. 

Amsal 4:23
23 JAGALAH HATIMU dengan segala kewaspadaan KARENA DARI SITULAH TERPANCAR KEHIDUPAN.

Kalau kita melihat ada seorang anak yang dari kecil suka mencuri maka kita berpkir bahwa anak itu harus disekolahkan karena kita berpikir bahwa dengan Pendidikan maka anak yang suka mencuri akan menjadi orang yang baik. Namun seringkali setelah dia menjadi sarjana maka kalau dulu hanya mencuri kecil-kecil namun setelah menjadi sarjana bisa mencuri milyaran. Mengapa bisa seperti itu sebab yang menjadi masalah bukan dikepalanya tetapi dari hatinya. Agustine The Hippo mengatakan “ Kunci perubahan bukanlah kemauan keras untuk bertindak tetapi apa yang dicinta di dalam hati”.. 

Amsal 4:23-27
23Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. 24Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu. (Menentukan perkataan) 25Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. (Menentukan Cara pandang) 26  Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. 27Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan. (Menentukan Keputusan & Perbuatan)

Kalau hati kita tidak kita jaga dengan kewaspadaan maka dari hati inilah akan terpancar kehidupan. Jadi, apa yang kita cintai di dalam hati akan menentukan setiap keputusan (pikiran, perbuatan & perkataan) yang kita ambil di dalam hidup ini. Dari hati kitalah muncul dambaan-dambaan yang mendorong kita untuk mencari hal-hal yang bisa memuaskan dambaan dan keinginan itu. Yang menjadi pertanyaan adalah apa yang hati kita cintai? Apa yang hati kita cari? Apa yang menjadi dambaan hati kita? Apa yang membuat kita berkata kalo aku punya itu maka aku akan bahagia dan akan membuat aku puas ? Misal kalau aku nikah, omzetku segini, kalau aku punya rumah di daerah ini atau kalau aku dapat kerjaan ini maka aku akan bahagia atau puas. Jadi harga diri kita ditentukan oleh apa yang hati kita anggap berharga atau bernilai.

Sebagai contoh kalau uang adalah hal yang paling utama bagi kita maka itu adalah cara utama kita merasa aman, merasa penting dan merasa berharga. Dan itu juga akan mempengaruhi semua keputusan kita dimana kita akan memilih kerja yang akan menghasilkan banyak uang meskipun itu belum tentu halal atau bukan sesuai bakat kita. Bahkan karena yang penting menghasilkan banyak uang maka kita akan menghalalka segala cara untuk mendapatkannya. 

Dan kalau uang adalah hal terutama maka kita pakai uang untuk menaikkan harga diri, menaikkan gaya hidup dengan cara hidup mewah, pakaian mewah atau mobil mewah. Bahkan kita rela mengeksploitasi orang lain demi mempertahankan kemewahan karena hanya melalui kemewahan kita merasa diri kita berharga. Namun pada saat kita melakukan hal-hal yang tidak jujur itu maka kita sebenarnya sedang mensabotase hidup kita sendiri. Karena keputusan-krputusan buruk yang kita ambil untuk mempertahankan apa yang terutama itu justru yang membuat kita kehilangan semuanya. Dengan kata lain, jika uang adalah hal terpenting dalam hidup kita, kita akan membuat pilihan buruk  dalam hidup yang justru akan membuat kita akhirnya kehilangan uang. Kalau itu juga kita lakukan dalam pernikahan maka akhrinya pilihan-pilihan kita akan merusak pernikahan itu sendiri. Demikian juga untuk hal-hal yang lain dalam hidup kita seperti pekerjaan, keluarga , kekuasaan dan sebagainya maka itu bisa membawa kita dalam kegelapan. Ini adalah seperti lingkaran setan yang terus menerus bisa terjadi. Alkitab mengatakan bahwa justru kita jadi orang bodoh jika kita lebih mencintai sesuatu yang lain selain Tuhan sebab hati kita sudah rusak oleh dosa. 

Dari 2 point diatas ada suatu tension atau masalah yaitu di satu sisi maka keputusan-keputusan kita menentukan karakter kita dan menentukan jalan hidup kita dan kekekalan kita. Tetapi di sisi lain maka kita tidak bisa begitu saja mengubah keputusan-keputusan kecil kita karena ternyata keputusan kita ditentukan oleh hati kita yang suka dengan dosa., dengan hal yang fana serta cinta hal-hal yang duniawi. Tidak semudah itu untuk berubah. Dengan kemauan keras dan komitmen ternyata tidak cukup, karena masalahnya adalah masalah hati. 

1500 tahun yang lalu ada suatu perdebatan antara Augustine dan Plagius. Dari sini maka munculah doktrin kerusakan total manusia. Pelagius percaya bahwa manusia pada dasarnya baik dan bisa mencari Tuhan serta merubah karakter dan perilaku manusia dari yang jahat. Dengan usaha keras dan kemauan keras maka manusia bisa berubah. Namun Alkitab mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang baik dan mencari Tuhan (Roma 3:10). Kalau kita percaya argumentasi Pelagius maka ini bisa berbahaya sebab orang bisa berpikir bisa selamat dengan pilihannya. Dan Augustine memberikan argumentasi sesuai Alkitab yaitu "Masalah utama dalam hidup kita adalah kasih yang kacau (salah arah) di dalam hati kita."

Sebagai contoh: uang itu baik karena memang kita membutuhkannya, keluarga, karir dan hidup dalam berkat Tuhan itu juga baik. Tetapi pada saat hal-hal yang baik ini kita jadikan yang terutama dan menjadi hal yang paling berharga maka disitulah segala sesuatu menjadi kacau balau dan berantakan. Segala sesuatu yang kacau .dan jahat di dunia itu asalnya dari sesuatu yang baik sebenarnya, tetapi kalau itu dijadikan harga diri seseorang. dan dijadikan ukuran penerimaan seseorang maka itu akhirnya menghancurkan dan membawa kepada kegelapan. Lalu bagaimana solusinya?

BAGAIMANA KARAKTER (HATI) KITA DAPAT DIUBAH (INJILNYA)

Ada seorang biarawan yang menjadi murid dari Augustine. Martin Luther menyelidi hatinya dan dia menyadari ini sehingga apa yang terjadi di dalam tulisan-tulisannya diceritakan bahwa dia sampai pergi melakukan pengakuan dosa beberapa belas kali dalam sehari untuk mengaku dosa karena dia melihat hatinya begitu jahat. Dan kalaui di total maka dia bisa melakukan pengakuan dosa 6-8 jam dalam sehari dan dia bisa bolak balik sampai beberapa belas kali

Dia berkata.... “ Aku ini belajar untuk tidak egois dan tidak sombong serta tidak hidup dalam hawa nafsu sebab itu aku ke Biara jadi Biarawan untuk menolong orang miskin. Tetapi aku menolong orang miskin supaya aku merasa diri mulia Jadi waktu aku menolong orang miskin maka aku merasa mulia dan aku menolong orang miskin dan menjadi biarawan sebenarnya bukan untuk Tuhan tetapi untuk diriku sendiri....oh betapa egoisnya aku....” Lalu aku mengaku dosa dan saat aku mengaku dosa aku merasa senang karena aku merasa aku rendah hati. Aku bangga dengan kerendahan hatiku dan aku merasa aku lebih rendah hati daripada orang-orang yang tidak mengaku dosa dan aku merendahkan orang-orang yang sombong itu. Karena aku merasa lebih baik dan lebih rendah hati dari mereka ternyata aku ini sombong sekali sehingga aku mengaku dosa tetapi bukan untuk bertobat kepada Tuhan... tetapi untuk merasa rendah hati. dan bangga akan kerendahan hatiku....” 

Dan dia seorang yang mengajar pendalaman alkitab di biara dan pengajarannya adalah ambil kebenaran, Temukan jalan yang benar, hidupi jalan yang benar itu. Tetapi dia merasa hatinya tetap kecanduan diri sendiri, tetap ego maniak, narisistik dan hatinya masih sangat narsis. Meskipun dia  melakukan hal-hal yang rohani tetapi merasa hatinya begitu rusak. Itu sebabnya agama tidak bisa mengubah kita, hukum juga tidak bisa mentransformasi hidup kita. Itu sebabnya kita membutuhkan Injil. 

GOSPEL CONNECTION

Beberapa abad kemudian berlalu setelah Amsal di tulis. Ada sekelompok murid yang berguru pada seorang rabi Yahudi dengan harapan mereka menemukan hikmat. Rabi Yahudi ini melakukan banyak mujizat dan murid-muridnya ingin belajar hikmat dan Rabi yahudi ini namanya Yesus. Dalam Yohanes 14 Sang Rabi yang mengaku diriNya Mesias ini berkata bahwa saat mengajar murid-muridNya sudah tidak lama lagi karena akan pergi meninggalkan mereka untuk pulang ke rumah Bapa. Dia berkata “

Yohanes 14 : 2 – 4
2Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. 3Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada4Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." 

Yohanes 14 : 5
5Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"

Tomas bicara bahasa hikmat kebijaksanaan dimana dia sudah pernah membaca Amsal yaitu di Amsal ada jalannya. Tetapi jalan yang Yesus ajarkan ini berbeda (kata jalan memakai kata „ path“ jalan setapak). Dia bertanya bagaimana supaya dia dapat pergi ke tempat itu dan menemukan jalannya ke sana? Pertanyaan ini juga menunjukkan kecenderungan manusia yang selalu bertanya ,“bagaimana caranya, langkahnya atau metodenya. 

Meresponi pertanyaan Tomas maka Yesus tidak menjawab dengan agama atau berkata aku tahu jalannya, aku sudah pernah lewat jalanya atau aku bisa menunjukkan jalannya. Tetapi apakah yang dikatakan Yesus...

Yohanes 14 : 6
6Kata Yesus kepadanya: "AKULAH jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Kita mencari harga diri melalui kekayaan, pencapaian, keluarga, pasangan dan semua hal-hal yang fana di dunia ini. Tetapi semua yang dunia janjikan itu mengecewakan sehingga akhirnya kita menyabotase diri kita sendiri dan kehilangan apa yang kita dambakan itu. Sesungguhnya kalau kita mau mencari harga diri dan penerimaan maka Yesuslah harga diri dan penerimaan kita yang tertinggi. “Yesus menghidupi hidup yang seharusnya kita hidupi, namun tidak mampu kita hidupi; dan juga mengalami kematian yang layak kita alami namun tidak kita alami.” Jadi jawabannya bukan tentang “bagaimana caranya “ tetapi mengenai “ siapa”

Saat Martin Luther menyadari ini yaitu bahwa Injil ini justru membebaskan maka justru Injil inilah yang mengubah hatinya. Bukan dia yang harus mempersembahkan kebenaran tetapi Yesuslah yang menjadi kebenarannya. Jadi proses transformasi hati hanya dapat terjadi ketika Injil yang menata ulang kasih dalam hati kita. Menyadari bahwa kasih Kristuslah yang memampukan kita untuk mengasihiNya lebih dari yang dunia tawarkan.

Amsal 4:18
18Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

Bagaimana jalan orang benar itu seperti cahaya fajar yang kian bertambah terang sampai rembang? Semakin kita menyadari kasih Tuhan melalui Injil maka kasihNya yang bersinar itu semakin nampak, semakin bersinar terang dan menata ulang hati kita yang gelap. Sehingga kenginan kita yang lama semakin berkurang dan kita semakin serupa dan semakin cemerlang untuk menyinarkan kemuliaan Tuhan. Bagaimana kita bisa keluar dari kegelapan yaitu karena …

Sang Jalan menanggung ketersesatan kita

Sang Kebenaran Menanggung Keberdosaan Kita

Sang Kehidupan menjalani kematian kita

Sang Terang rela mengalami kegelapan ganti kita.