The Order Of God And The Brokenness Of The World

Hikmat Amsal Melalui Lensa Injil Week 4  "The Order Of God And The Brokenness Of The World" 

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan: Amsal 5: 16 – 23; Wahyu 21: 1 – 5

Tuhan adalah Tuhan yang teratur dimana semua yang Dia buat itu ada polanya dan urutannya. Bahkan pada saat penciptaan maka Tuhan menciptakan segala sesuatu secara teratur.

          1. POLA KETERATURAN TUHAN YANG KONSISTEN

Amsal 5 20

Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?

Kata asing dalam ayat ini artinya bukan hanya tentang asing (strange) tetapi juga “alien” (bukan habitatnya). Jadi maksud ayat ini  yaitu “perempuan yang dimana engkau berahi (terpesona dan teracuni) itu adalah bukan habitatmu.” Sebagai contoh ada ikan-ikan tertentu yang bisa hidup hanya dalam suatu habitat tertentu di laut dan kalau dipindahkan ke keluar dari  habitatnya maka ikan-ikan itu akan mati. Demikian juga kita yang tinggal di bumi ini kalau tinggal di habitat lain di luar bumi atau planet lain maka kita akan mati sebab tempat itu tidak sesuai dengan habitat kita. 

Semua ciptaan Tuhan itu memiliki pola keteraturan dimana semuanya itu ada tempatnya, fungsinya dan tatanannya. Dan pola keteraturan itu bukan hanya di alam tetapi juga ada di dalam semua aspek tatanan ciptaan Tuhan. Ada pola keteraturan dalam  etika, dalam hubungan, dalam keluarga, dalam pernikahan,dalam dinamika pekerjaan, kesehatan tubuh dan jiwa, dll. Semua tatanan itu harus kita ikuti dan kalau kita melanggar maka ada konsekuensi logis yang akan kita alami. Dan pola tatanan moral spiritualnya Tuhan itu teratur dan konsisten menurut Alkitab pada design awalnya. 

Kalau kita tidak mengikuti pola tatanannya maka bukan Tuhan yang menghukum tetapi karena kalau ada sesuatu yang buruk terjadi maka itu adalah konsekuensi logis. Jadi bukan Tuhan yang menghukum tetapi kebodohan kita sendirilah yang menghukum kita karena kita keluar dari habitat kita yang seharusnya. Kita memasuki area asing yang seharusnya tidak kita masuki dan itu akan ber-efek buruk dalam hal marriage, seks, kejujuran, pengampunan, kesetiaan atau dalam hal parenting. Itu semua ada batasannya karena kita diciptakan untuk kemuliaanNya. 

Amsal 5 20

Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?

Kata “berahi (intoxicated, captivated) “ disini yaitu waktu kita mabuk dan terpesona maka ukuran benar dan salah untuk diri kita sendiri itu bukan kita yang mengatur tetapi ada Tuhan yang mengatur. Ketika Tuhan menciptakan alam semesta jagad raya beserta isinya termasuk bumi maka Tuhan juga menciptakan tatanan spiritual moral ilahi yang ada di sana, dengan konsisten yang sama dan dengan pola  tatanan yang fisik. Adalah suatu kebijaksanaan jika kita mengenali pola tatanan ciptaan Tuhan baik secara fisik, moral dan spiritual dan hidup sesuai denganNya. 

          2. POLA KETERATURAN TUHAN YANG RUSAK

Amsal 5:22-23 TB

Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri. Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat.

Ini adalah prinsip dan tatanan Tuhan yang ideal dimana orang yang jahat akan tertangkap oleh kejahatannya sendiri. Tetapi kita melihat bahwa pola inipun tidak selalu terjadi dimana ada orang fasik namun masih sangat jaya dan malah menjerat orang lain ke perangkapnya. Ada orang yang tidak menerima didikan dan memberontak tetapi masih tetap hidup malah makin kaya dan makin makmur. Ada orang yang bodoh tetapi kelihatan baik-baik saja dan karena dia ulet dan lihai maka malah  dia banyak untung. 

Amsal 10: 3a, 4, 7 

TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan …

Tangan yang lamban membuat miskin,  tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya..

Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk …. 

Ini adalah  prinsip dan tatanan idealnya Tuhan tetapi ternyata kenyataannya tidak seperti itu. Ada orang benar dan tidak bersalah malah menjadi korban dan mengalami kelaparan. Ada orang yang rajin tetapi tidak menjadi kaya tetapi tetap hidup susah. Ada orang fasik tetapi namanya tidak busuk dan nama orang baik malah menjadi busuk karena difitnah. Jadi hikmat ternyata ada masalah yaitu selalu ada pengecualian di dalam pola keteraturan dalam kehidupan. Pola keteraturan Tuhan itu rusak karena kejatuhan manusia dalam dosa. Sebab itu maka ada eksploitasi, manipulasi, 

dominasi, penipuan, penindasan, penganiayaan, pemerasan, pembunuhan dan pembantaian. 

Kalau ada tatanan pola keteraturan secara fisik maka juga ada tatanan secara moral dan spiritual. Artinya kita semua harus bertanggungjawab kepada yang menciptakan semua ini. 

Amsal 5:21 TB

Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.

Jadi Tuhan itu mengawasi semua orang. Hanya karena orang-orang busuk atau orang-orang fasik itu belum dihakimi sekarang maka bukan berarti mereka tidak akan dihakimi. Tuhan adalah hakim agung yang adil yang meminta pertanggungjawaban atas perbuatan setiap ciptaan-Nya. Artinya kita tidak bebas untuk menentukan apa yang benar dan apa yang salah menurut kemauan kita sendiri karena ada yang namanya kebenaran absolut atau moral order akan ditegakkan, cepat atau lambat. Sebab itu Firman Tuhan berkata bahwa setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah akan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan karena ada standarnya Tuhan. Dan kalau tidak ada Tuhan, tidak ada standard Tuhan atau tidak ada pola keteraturan Tuhan maka untuk apa ada hukum atau tatanan ciptaan secara moral dan spiritual? Dan kalau itu dilanggar maka Tuhan adalah hakim yang adil yang satu hari akan meminta pertanggungjawaban atas perbuatan setiap ciptaan-Nya. Dan ini adalah masalah yaitu karena tidak ada satupun dari antara kita yang tidak gagal dalam mengikuti pola tatanan keteraturan ciptaan Tuhan. Pertanyaannya adalah apakah kita terus hidup di dalam kerusakan ini?

          3. INJIL (THE GOSPEL) MEMULIHKAN KERUSAKAN INI

Amsal 5:21 TB

Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.

Ini bahasa penghakiman dan Alkitab mengutib ayat ini beberapa kali dimana salah satunya dikutib oleh penulis kitab Ibrani di Perjanjian Baru.

Ibrani 4:13 TB

Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Ini adalah bahasa penghakiman yang sama tetapi ayat ini dilanjutkan oleh ayat berikutnya yang memberikan solusi dari masalah penghakiman Tuhan.

GOSPEL CONNECTION

Ibrani 4:14-16 TB

Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Dari ayat 13 yang tadinya Sang Hakim maka berubah menjadi Imam yang fungsinya adalah sebagai pengantara antara Tuhan dan umat yaitu Tuhan yang kudus dan manusia yang berdosa. Ada gap antara Ttuhan yang kudus, yang adil dan yang mulia dengan manusia yang berdosa, pelanggar hukum, yang bejat, hina dan kotor karena dosa. Kita bisa melihat kontrasnya dengan siapa yang menjadi pengantara Pertanyaannya apakah ada solusi dari manusia dan mampukan kita menemukan solusinya? Kita yang berdosa tidak bisa menghampiri Allah yang kudus, adil dan mulia. Lalu apa solusinya, karena kalau kita mendekat maka kita akan dihakimi, karena kita adalah orang yang bersalah dan para pelanggar hukum. 

Dan solusinya adalah Sang Hakim Agung malah turun untuk mencari kita para terdakwa yang bersalah. Di ayat 13 dikatakan bahwa Tuhan adalah hakim, tetapi di ayat 14 dikatakan bahwa Tuhan yang sama yang adalah hakim turun menjadi pengantara. Dia turun menjadi sama dengan manusia. Turun dari surga bersolidaritas untuk merasakan kerusakan tatanan ciptaan Allah. Turun dari surga dan merengkuh kerapuhan dan kelemahan kita sebagai manusia yang tidak bisa sempurna dalam menjalankan semua prinsip-prinsip-Nya. Bahkan Sang Hakim Agung tidak datang untuk membawa penghakiman tetapi Sang Hakim Agung justru datang untuk menjalani penghakiman menggantikan kita yang semestinya dihakimi. 

Yang mulia menjadi hina

Yang  kudus harus menanggung dosa

Sang terang harus mengalami kegelapan

Sang kehidupan harus menjalani kematian

Sang damai harus menjalani ketakutan dan kengerian dari konsekuensi dosa

Sang kekal harus mengalami maut agar kita yang terdakwa dan yang melanggar hukum serta tidak dapat menghampiri Tuhan maka sekarang memiliki keberanian untuk

menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

IMPLIKASI INJIL

Saat kita melihat Kitab Amsal dan mempelajari pola tatanan Tuhan maka kita tidak melihat dari sisi legalis atau liberal sehingga kita tidak kecewa atau berbangga. Sebab kita adalah orang yang sebenarnya dimurkai Allah tetapi menerima rahmat karunia Tuhan sehingga tidak alasan untuk kita menjadi sombong.

Orang yang mengerti Injil maka :

  • Terpacu tetapi tetap sabar
  • Percaya diri tetapi rendah hati
  • Bekerja keras tetapi tenang
  • Berusaha tetapi tetap berserah
  • Semangat berap - api tetapi tetap damai

Orang yang Ber-Injil maka :

  • Tidak sembrono dalam kemerdekaannya
  • Tidak arogan dalam keberhasilannya
  • Tidak putus asa dalam kegagalannya

Logika Injil yaitu 

  • Bukan aku yang harus ..tetapi Yesus sudah, 
  • Yesus terlebih dahulu..maka aku bisa
  • Yesus telah menanggungnya (bayar harganya) itulah sebabnya aku memilikinya