The Citizen of two Kingdom

INJIL WEEK 22 "CITIZEN OF TWO KINGDOMS" 

 

Ps Michael Chrisdion

 

Pembacaan : Roma 13

Dalam pasal ini Rasul Paulus mengajarkan kepada kita bagaimana kita bersikap terhadap pemerintah dan otoritas di atas kita. Ini tidak hanya berbicara tentang hubungan warganegara dengan pemerintah tetapi juga tentang otoritas suami dengan isteri, orangtua terhadap anak-anak, karyawan dengan pimpinan dan lain-lain. 

          1. KITA YANG PERCAYA DI DALAM YESUS KRISTUS ADALAH WARGA NEGARA KERAJAAN SORGA

Filipi 3:20
 20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

1 Petrus 2:11-12
 11Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. 12Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

Selain kita ini adalah warganegara di tempat kita berada saat ini maka sebenarnya adalah warga negara Kerajaan Sorga. Dan tempat yang kita tinggali dan semua yang kita miliki itu sifatnya tidak permanen karena suatu saat pasti akan sirna. Dan kita tinggal di dunia ini hanyalah sebagai pendatang dan perantau sehingga kita harus menjauhkan dari dari  keinginan daging dan memiliki cara hidup yang baik sebagai buah dari keselamatan yang kita terima dari Tuhan. 

           2. TUHAN ADALAH PENULIS DAN  PEMILIK  OTORITAS TERTINGGI YANG BERDAULAT ATAS KEHIDUPAN

Roma 13:1
 1Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab Tidak Ada Pemerintah, Yang Tidak Berasal Dari Allah; Dan Pemerintah-Pemerintah Yang Ada, Ditetapkan Oleh Allah.

Dalam dunia ini ada banyak pemerintahan, penguasa dan orang-orang yang memiliki jabatan tinggi. Namun semua itu yang menetapkan dan yang memiliki otoritas sebenarnya adalah Tuhan. Tuhanlah yang menjadi pemerintah tertinggi yang mengijinkan semua pemerintahan.

Daniel 2:20-21, 4:17b
20 Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! Dia mengubah saat dan waktu, 21 Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;… 

Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu.

Kalau kita melihat semua pemerintah, presiden atau raja-raja yang sedang memerintah saat ini bahkan yang paling jahatpun itu semua atas ketetapan Tuhan untuk suatu maksud tertentu. Kalau dulu pada awal gereja ada pemerintah yang melakukan penindasan terhadap orang Kristen maka tujuannya adalah supaya Injil dapat diberitakan sebab mungkin orang-orang Kristen sudah merasa nyaman sehingga melalui penganiayaan akhirnya Injil tersebar ke seluruh dunia. Demikian juga pemerintahan Firaun yang kejam juga bisa dipakai Tuhan untuk menunjukkan kasih dan anugerahNya untuk melepaskan umatNya dari perbudakan Firaun. Ini juga menunjukkan sekuat apapun kerajaan yang ada di dunia maka pasti dapat dikalahkan oleh Tuhan. 

Amsal 21:1
 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.

R C Sproul berkata “ Tidak ada satu pun debu jagad raya yang berada di luar jangkauan penetapan kedaulatan Tuhan “ 

          3. OTORITAS SEMUA PEMERINTAHAN ADALAH OTORITAS YANG DIDELEGASIKAN DARI TUHANDIIJINKAN DALAM HIKMAT KEDAULATAN-NYA

Roma 13:2-4
 2Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 3Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.4Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.

Semua otoritas itu adalah milik Tuhan yang didelegasikan dalam hikmat kedaulatanNya. Ini bukan hanya berbicara tentang pemerintahan tetapi juga tentang otoritas kita sebagai suami atau ayah maka itu didelegasikan dari Tuhan untuk menjadi kepala keluarga dengan tujuan untuk dapat memimpin dan melindungi isteri dan anak-anak. Jadi sebagai suami bukan hidup untuk diri sendiri tetapi memiliki tanggungjawab untuk mengasihi, melndungi dan berkorban untuk isteri dan anak-anaknya. Demikian juga para isteri memiliki tanggungjawab untuk menjadi penolong bagi suami serta membesarkan dan mendidik anak-anak untuk dapat menghidupi panggilan mereka serta memberikan warisan iman supaya mereka menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan dan memuliakan Tuhan. Untuk para pemimpin di perusahaan maka karyawan adalah orang-orang yang ditiipkan Tuhan untuk kita bantu. Bagi para pemimpin pemerintahan maka jabatan yang mereka miliki itu adalah titipan dari Tuhan supaya dapat membantu masyarakat. 

Contoh dalam Matius 22:15-22 dan Markus 12:13-17 ada para ahli Taurat dan imam-imam kepala yang bertanya kepada-Nya apakah boleh atau tidak bagi orang-orang Yahudi untuk membayar pajak yang dituntut oleh Kaisar. Dalam Injil Markus (Markus 12:15) ada tambahan pertanyaan provokatif yang bertanya, "apakah kita seharusnya membayar atau tidak?"

Yesus pertama-tama menyebut mereka orang-orang munafik, dan kemudian meminta salah satu dari mereka untuk menunjukkan mata uang logam Romawi yang biasa dipakai untuk membayar pajak kepada Kaisar. Salah satu dari mereka menunjukkan kepadanya sebuah koin Romawi, lalu Yesus bertanya kepada mereka gambar dan tulisan siapa yang di atasnya. Mereka menjawab, "Kaisar," dan Yesus menjawab: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah". Jadi kita harus sadar bahwa semua otoritas yang ada dalam hidup kita itu didelegasikan oleh Tuhan. Tidak terkecuali pemerintah yang bengispun juga bisa dipakai Tuhan untuk tujuanNya.

Yesaya 45:1
 (TUHAN memakai Koresh sebagai alat-Nya)
Beginilah firman TUHAN:”Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannyadan melucuti raja-raja,

Yeremia 27:6
 Dan sekarang, Aku menyerahkan segala negeri ini ke dalam tangan hamba-Ku, yakni Nebukadnezar, raja Babel; juga binatang di padang telah Kuserahkan supaya tunduk kepadanya.

Kalau kita melihat semua yang terjadi di dunia ini maka doktrin kedaulatan Tuhan itu ada dimana-mana. Ini menyadarkan kita supaya kita tidak menjadikan manusia itu sebagai pahlawan sebab tidak selamanya mereka bisa menjadi seperti itu karena manusia itu labil. Sebab itu kita perlu menaruh iman dan kepercayaan kita pada Tuhan saja.  Jadi semua pemerintahan yang baik dan jahatpun adalah diijinkan atas kedaulatan Tuhan. Bahkan Pontius Pilatus yang mengadili  Yesus maka  dengan sombongnya berkata di Yohanes 19:10 – 11 maka kata pilatus kepada-Nya: ”Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” Yesus menjawab Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas “ Dan melalui kekuasaan Pontius Pilatus untuk menyalibkan Yesus maka justru keselamatan yang besar terjadi dalam kehidupan kita. Jadi kelihatannya itu adalah keburukkan namun dibaliknya ada kebaikan yang lebih besar yang terjadi.  Demikian juga kalau saat ini kita sedang mengalami  pergumulan yang besar yang tidak dapat kita mengerti maka kita perlu manyadari bahwa hidup kita ada di tangan Tuhan.

Dr. George Kalantzi berkata “ Kaisar telah diberi wewenang oleh Tuhan untuk memerintah menurut Keadilan Tuhan bukan Keadilan Roma.’  Maksudnya adalah apapun yang terjadi dalam hidup ini baik atau buruk maka itu terjadi atas seijinnya Tuhan. Kalau ada yang buruk terjadi maka itu diijinkan Tuhan terjadi untuk kebaikan yang lebih besar bagi orang percaya.

          4. KITA SEMUA BERADA DI BAWAHTATANAN OTORITAS YANG TELAHDITETAPKAN ALLAH

Berbicara tentang tatanan otoritas maka itu tidak hanya dalam pemerintah saja tetapi juga dalam  hubungan rumah tangga,keluarga, orang tua, boss di tempat kerja, manager, supervisor, dan lain-lain. 

Roma 13:1a,2a,  5-7
 1Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, …. 2Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah … 5Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. 6 Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. 7Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

Kita semua ini berada dalam otoritas. Kalau kita sedang mengalami masalah dalam hubungan kita dengan otoritas yang ada maka itu Tuhan ijinkan terjadi supaya kita bisa belajar sesuatu yaitu untuk menguduskan satu dengan yang lain. 

Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita harus tetap tunduk/taat

saat tatanan otoritas di atas kitamelanggar kebenaran Firman Tuhan?

Roma 13: 4

.4Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.

Kalau pemerintah adalah otoritas yang didelegasikan Allah untuk melayani rakyat dan untuk kebaikan rakyat demi menjalankan standard keadilan Allah maka otoritas tersebut diberikan dengan suatu tujuan dan terbatas untuk tujuan kebaikan kita. Ini berarti apakah diijinkan Firman Allah atau sah untuk kita tidak mentaati otoritas di atas kita atau melakukan civil disobedient (tidak taat dengan damai, seperti protes, seperti mengajukan petisi atau melakukan dialog) tetapi dengan civility (keberadaban)? Demikian juga dengan otoritas-otoritas lain yang ada dalam hidup kita selain pemerintah apakah kita boleh tidak taat terhadap misal suami yang melakukan KDRT, orangtua yang menganiaya anak, dll. Ada prinsip Alkitab untuk mengijinkan ketidaktaatan yang dilakukan dengan damai, yaitu :

1). Ketika harga dan martabat hidup manusia dilecehkan / dilanggar,  Contoh: Sifra dan Pua melanggar perintah Firaun (Keluaran 1:16), Obaja yang melanggar perintah ratu dan menyembunyikan para nabi (1 Raja-raja 18), Rahab yang memilih menyembunyikan mata-mata di Yerikho (Yosua 2),

2). Ketika ibadah (worship) kepada Tuhan tidak diperbolehkan Contoh; Daniel dimasukkan dalam gua singa karena menyembah Tuhan (Daniel 6).  Sadrakh, Mesakh dan Abednego masuk dapur api karena tidak mau menyembah patung (Daniel 3).

3). Ketika Injil Kabar Baik dilarang  untuk dikabarkan. Contoh : Petrus dan para rasul tetap memberitakan Injil sekalipun dilarang (Kis 5:28-29)

28katanya: ”Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu …. 29Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ”Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.

Pernyataan Petrus ini mengkonfirmasi ke empat poin yang kita bahas yaitu :

  • Orang percaya adalah warga kerajaan sorga (Filipi 3:20)
  • Tuhan adalah penulis dan pemilik otoritas tertinggi dan yang berdaulat atas kehidupan
  • Otoritas semua pemerintahan itu adalah otoritas yang didelegasikan dari Tuhan dan diijinkan dalam hikmat kedaulatanNya
  • Kita semua berada dalam tatanan otoritas yang telah ditetapkan Tuhan dalam hidup kita

BAGAIMANA KITA MENDUKUNGDAN MENGHORMATI TATANAN OTORITASYANG DITETAPKAN TUHAN DALAM HIDUP KITA?

1 Timotius 2:1-2
 1Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, 2 untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.

Banyak dari antara kita saat melihat otoritas di sekeliling kita melakukan hal yang tidak benar, maka pertama kali yang kita lakukan adalah kita komplain, protes, mengeluh, marah dan frustasi, namun  pernahkah kita mendoakan mereka. Demikian juga terhadap otoritas-otoritas kita yang lain misal pada suami, pimpinan, pejabat kota, dan sebagainya, apakah kita pernah mendoakan mereka.

Dalam komplain kita , postingan-postingan kita dan waktu kita protes dan mencurahkan kefrustrasian apakah kita melakukannya dalam kesalehan dan kehormatan (godly and dignified). Bahkan dalam terjemahan yang lain yaitu peaceful (dengan damai). Kita adalah warga negara Kerajaan Sorga yang sudak menerima anugerah dan dalam sudut pandang kemurahan Allah maka kita sebenarnya juga tidak lebih baik dari mereka, tetapi Allah tetap menerima kita. Sebab itu mari kita lebih banyak mendoakan mereka daripada mengkritik dan mengeluh. 

Kalau kita perhatikan Roma 13:1-7 diapit oleh Roma12 & Roma 13:8-14 (Sandwich Verses). Ini adalah metode penulisan Rasul Paulus untuk menekankan suatu landasan dan fondasi dari apa yang dia mau sampaikan. Roma 12:1a, Roma 12:9, Roma 12:10, Roma 12:14, 17-18, Roma 12:20-21. Semua ayat-ayat di Roma 12 menjadi pendahuluan bagi Roma 13:1-7. Dan waktu Paulus menulis surat Roma ini maka tidak lama kemudian dia dipenggal kepalanya oleh kekaisaran Roma, padahal dia yang menyuruh jemaat supaya tunduk pada kekaisaran Roma. 

Roma 13:8-10
8Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. 9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

Kita yang sudah diselamatkan dan menerima injil dipanggil untuk mengasihi sesama, termasuk kepada musuh, koruptor, penindas, pelaku, dll. Dan berbicara tentang musuh maka kita juga perlu bercermin bahwa sebelum Kristus menyelamatkan kita maka kita adalah musuh Allah yang layak dihukum tetapi mendapatkan anugerah dari Tuhan dengan harga yang telah dibayar oleh Kristus. 

Roma 5:8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, Ketika Kita Masih Berdosa.

Kisah Tentang Polikarpus.

Polikarpus adalah murid langsung dari Rasul Yohanes. Orang-orang Kristen menolak menyembah kaisar dan dewa-dewa Romawi, tetapi memuja Kristus secara sembunyi-sembunyi di rumah masing-masing, mereka dianggap orang kafir. Orang-orang Smyrna memburu orang-orang Kristen dengan pekikan, “Enyahkan orang-orang kafir.”
Polikarpus, uskup yang disegani di kota itu, diburu oleh prajurit Smyrna. Polikarpus telah meninggalkan kota itu dan bersembunyi di sebuah ladang milik teman-temannya. Bila pasukan mulai menyergap, ia pun melarikan diri ke ladang lain. Meskipun hamba Tuhan ini tidak takut mati, dan memilih berdiam di kota, teman-temannya mendorongnya bersembunyi. Meskipun ada kesempatan lari, Polikarpus memilih tinggal di tempat, dengan tekad, “Kehendak Kedaulatan Allah pasti terjadi.”Benar saja Polikarpus didatangi prajurit yang dikirim untuk menangkapnya tetapi Polikarpus malah menerima para prajurit-prajurit yang akan menangkapya seperti tamu, memberi mereka makan dan meminta izin selama satu jam untuk berdoa. Ia berdoa dua jam lamanya.

Beberapa penangkap merasa sedih menangkap orang tua yang hegitu baik. Dalam perjalanannya kembali ke Smyrna, kepala prajurit yang memimpin pasukan itu berkata, “Apa salahnya menyebut Kaisar Romawi sebagai Tuhan (Kurios) dan mempersembahkan bakaran kemenyan?” Dengan tenang Polikarpus mengatakan bahwa ia tidak akan melakukannya.

Gubernur Romawi yang mengadilinya berusaha mencarikan jalan keluar untuk membebaskan uskup tua itu. Gubernur Romawi itu untuk kesekian kalinya berusaha membujuk Polikarpus : “Angkatlah sumpah dan saya akan membebaskanmu. Hujatlah Kristus!” Polikarpus pun berdiri dengan tegar. Ia mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, “Selama 86 tahun aku telah memberi diri hidup bagi Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku atau mengecewakanku. Bagaimana aku dapat menghujat Raja [Sang Kristus] yang telah menyelamatkanku?” Ketika ia diancam akan dibakar, Polikarpus menjawab, “Apimu akan membakar hanya satu jam lamanya, kemudian akan padam, namun api penghakiman yang akan datang adalah abadi” 

Kita tidak harus menjadi martir seperti Polikarpus, tetapi setiap kita akan berdiri dipersimpangan jalan untuk memilih tetap menghidupi iman atau kompromi, memilih penerimaan diri atau memilih Yesus, memilih kenyamanan kita atau memilih Yesus, memilih memegang kendali atas hidup kita atau beriman pada Yesus. kalau kita melihatnya dari lensa Injil maka harga diri kita adalah “ hidupku bukan lagi aku, tetapi Kristus yang hidup dalam aku.”Penerimaan kita yang tertinggi adalah kita orang yang berdosa yang seharusnya dikutuk tetapi digantikan oleh Yesus sehingga kita diterima.