The Conflict Within

The Gospel WEEK 12  " THE CONFLICT WITHIN " 

Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

Pembacaan : Roma 7 : 14 – 25

Banyak diantara kita sebenarnya sudah tahu untuk melakukan yang benar dan sesuai Firman Tuhan itu seperti apa. Namun berapa banyak dari kita tetap gagal dalam melakukannya. Sebagai contoh bahwa kita harus mengampuni tetapi ternyata mengampuni itu tidak mudah sebab kita sudah dikhianati terlalu banyak. Kita sudah tahu bagaimana seharusnya menjadi pasangan atau orangtua yang baik, namun berapa kali kita gagal dalam melakukan itu karena kita sedang egois. Namun dalam hati sebenarnya ada keinginan yang baik sehingga terjadi konflik dalam diri kita.

 

Ternyata masalah ini bukan kita saja yang mengalami tetapi Rasul Pauluspun juga mengalaminya, bahkan berkata “ Aku, manusia celaka!  Siapakah yang akan melepaskan aku dari TUBUH MAUT INI (The body of detah)? (Roma 7: 24).

Banyak penafsir Alkitab dari beberapa Komentari mengatakan Paulus di sini mengutip Roman mythology tentang raja Mezentius yang mengikat tawanan perang yang masih hidup dengan tubuh mayat yang sudah membusuk. Paulus menggambarkan dosa itu seperti tubuh mayat yang melekat kepadanya. Konon cerita mitos Roma kuno ini mengisahkan orang yang dihukum mati dan disiksa itu diikat dengan sepotong mayat lalu ditinggalkan di padang gurun. Apa yang terjadi? Setelah beberapa hari ulat-ulat belatung dari mayat yang busuk itu mulai merembet ke tubuh orang ini, sehingga pelan-pelan dia akan mati dengan kegilaan yang dahsyat. Itu sebab waktu Paulus mengatakan sin as THE BODY OF DEATH , kita bayangkan seperti itu kira-kira.

Melalui gambaran ini maka Paulus sedang berbicara bahwa dosa itu bukan sekedar perbuatan jahat tetapi suatu kuasa dan dorongan yang melekat dalam hati kita, yang kalau kita biarkan maka dia tidak akan bersifat netral. Dia akan menggerogoti kita dan akan membinasakan secara perlahan-lahan tanpa kita sadari.  Dan ini adalah pergumulan kita semua yang lahir baru. 

LALU APA SOLUSINYA?

Musuh Injil itu ada dua yaitu legalisme dan liberalism. Legalisme berkata bahwa Tuhan itu kudus sehingga tidak bisa kompromi dengan dosa. Tetapi untuk berubah maka orang yang legalisme akan fokus dimana supaya bisa suci dan baik maka diberi peraturan (harus ibadah, melayani, berdoa dll) supaya tidak kena kutuk atau supaya diberkati. Disini seolah-olah Tuhan itu bertransaksi dengan manusia. Ini bukanlah Injil. Orang yang legalisme tidak akan hidup dengan sukacita sebab memandang segala sesuatu sebagai kewajiban. Sebaliknya liberalism memandang bahwa Tuhan itu penuh kasih dan menerima kita apa adanya sehingga kita tidak perlu berubah atau bertobat. Dua ekstrem ini selalu ada dalam kekristenan padahal sebenarnya Tuhan itu berada dalam keduanya yaitu Dia adalah kasih dan kudus. Sebab itu Injil berkata bukan apa yang kita lakukan tetapi apa yang Kristus sudah selesaikan yaitu mati di kayu salib dan memberikan kita anugerah. Supaya kita yang semestinya tidak layak menerima apa yang baik dari Tuhan. Melalui karya salib Kristus kita terus mengalami justification yaitu kita dibebaskan dari hukuman (penalty) dosa dan Sanctification yaitu kita dibebaskan dari kuasa dosa. Tuhan memberikan itu karena sumber segala masalah kita adalah hati kita yang penuh dengan dosa. Sebab itu Tuhan ingin membebaskan kita dari kuasa dosa dan itu tidak bisa diselesaikan dengan peraturan atau hidup secara sembarangan lalu minta ampun. 

Rom 6:14 
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia

Berada dibawah Hukum Taurat bukan berarti hanya mengikuti atau mempelajari sepuluh Perintah Allah + 600 lebih hukum Musa. Kita bisa mengatakan “saya tidak mau mempelajari Hukum Taurat, jadi saya tidak dibawah Hukum Taurat”.  Tetapi, ternyata masih berjalan dibawah pengaruh atau pola pikir dari Hukum Taurat (HT)? Ya, mungkin sekali bisa, karena essensi dari HT adalah “Tuntutan” ( harus melakukan), atau membuat kita melihat solusi dari kehidupanmu / bergantung kepada diri sendiri. Theologian Watchman Nee mendefinisikan Hukum Taurat “Anda melakukan sesuatu untuk Tuhan”;  sedangkan Kasih Karunia adalah “Tuhan yang melakukan sesuatu untuk anda”. 

Jika anda seorang yang merasa Tuhan sedang menuntut sesuatu dari anda, atau anda merasa anda harus mentaati Tuhan untuk menyenangkan Tuhan, atau anda harus melakukan sesuatu buat Tuhan sebelum Tuhan mau melakukan sesuatu buat anda; maka artinya anda masih hidup di bawah Hukum Taurat. Fokusnya adalah anda, makanya banyak orang Kristen yang sering terbebani, berat, stress karena merasa gagal terus. Pertanyaan Nya yaitu kalau  fokusnya di anda maka harus sesempurna apa dan harus sebaik apa kita?

Dan anda bisa cepat tua karena stress, dan kemungkinan anda tidak mempunyai damai sejahtera dan suka cita hidup.

Ini adalah hal yang wajar karena kita biasa hidup dalam sistem dunia. Kita sudah terbiasa hidup dibawah permintaan (demand/HT), dan inipun sudah menjadi prinsip sehari-hari di dunia, kita belajar prinsip ini sejak dari kecil, di rumah, lalu saat di sekolah, dan ketika dewasa di tempat kerja; semua beroperasi dengan pola mental “Tuntutan”,  yaitu: anda harus melakukan sesuatu sebelum anda bisa mendapatkan sesuatu, anda harus belajar keras jika anda ingin sukses, anda harus bekerja extra keras jika anda ingin mendapat kenaikan gaji / bonus; semua bekerja berdasarkan pola kekuatan diri sendiri utk mencapai sesuatu. Ini adalah sudah system dari dunia sehingga konsep anugerah itu susah kita terima karena tidak masuk akal. 

Tetapi kasih karunia itu kebalikan dari system dunia yaitu kita menerima pemberian Tuhan meskipun kita tidak layak untuk menerimanya. Disinilah Rasul Paulus meminta kepada kita supaya kita bersandar pada Kasih karunia sebab kita tidak akan mungkin mampu dengan kekuatan kita sendiri dan tanpa Tuhan hidup kita akan hancur. 

Ibrani 10:16-17 
Sebab setelah Ia berfirman:"Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula:"Aku akan menaruh hukum- Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa- dosa dan kesalahan mereka.”

BAGAIMANA HIDUP DALAM KASIH KARUNIA?

Ilustrasi Hukum Taurat (Mr. Law)

Roma 7:2-3
2 Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. 3Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki- laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki- laki lain

Hukum Taurat jika di gambarkan bisa seperti SUAMI yang suka mengomel. Dia suka menunjukkan kesalahan-kesalahan kita,  kalau salah di omelin, tetapi tidak pernah membantu kita untuk berjalan benar. Seperti contoh: Suami Menuntut sang istri untuk harus menyediakan makan pagi yg pas, setiap pagi. Kopi nya HARUS pas sekian kentalnya, HARUS pas sekian manisnya, HARUS pas tidak terlalu panas supaya bibir tidak melepuh; kalau sampai tidak pas sedikit saja maka sang istri kena omelan dan penghakiman dan penghukuman. Si-Istri hanya hidup berFokus untuk mentaati dan menyenangkan sang suami saja, tidak ada hubungan intim sama sekali, dan sang suami terlalu kudus untuk membantu istrinya membuat breakfast.

Mr. Law, itu kudus, tapi tidak bisa membuat kita kudus. 

Mr. Law itu benar, tapi tidak bisa membuat kita benar. 

Mr. Law itu baik, tapi tidak bisa mengimpartasikan kebaikan kepada kita.

Hukum Taurat itu  lurus dan tidak bisa dibengkokkan, karena bengkok sedikit saja maka itu sudah bukan Hukum Taurat. Ini memang sifat dasar Hukum Taurat yaitu diciptakan hanya untuk  menunjukkan kesalahan kita (Roma 3:20), dan menuntut kita dan menyalahkan kita kita dan juga mengaduk / membangkitkan / mengeluarkan lebih banyak dosa-dosa lagi yang sebenarnya sudah ada di dalam diri manusia.

Seperti ini juga orang Kristen yang berjalan dibawah Hukum Taurat / percampuran, fokus mereka hanya kepada perbuatan diri sendiri (Bagaimana membuat breakfast yang sempurna), makin berfokus makin ditemukan kesalahan-kesalahannya, karena memang tidak ada yang sempurna, sampai akhirnya banyak orang menyerah. Memang problemnya adalah kita akan frustrasi karena kita tidak akan pernah sampai pada standard sang suami (Mr. law )

Ilustrasi Kasih Karunia (Mr. Grace)

Mr. Grace (Kasih Karunia) adalah gambaran mempelai kita yang sempurna Yesus Kristus. Dia lebih sempurna dari Hukum Taurat karena Dia yang menulis Hukum Taurat itu. Tuntutan Dia juga sempurna, lebih dari Hukum Taurat Tetapi apapun yang Dia Tuntut maka Dia sendiri yang akan melakukanNya untuk sang Istri (kita semua). Contoh: Makan pagi yg sempurna, telah Dia siapkan setiap pagi kepada sang Istri, dan Dia antarkan sendiri langsung ke tempat tidur Istri, dan dengan kecupan kasih membangunkan istriNya dan tinggal makan saja. IstriNya cuma mengatakan “Terima Kasih”.Alkitab mengatakan Yesus adalah mempelai kita yg sempurna, kita adalah gerejaNya yang juga merupakan istriNya. Dia datang untuk MELAYANI dan bukan untuk DILAYANI. Dia tahu dengan sempurna apa yang kita gumulkan dan butuhkan.

Apa yang kita lakukan bisa sama (beribadah, melayani dll) namun yang membedakan adalah motivasi kita. Ada yang melakukan karena merasa dituntut sedangkan yang lain melakukan sebagai ungkapan kasih dan ucapan syukur karena sudah menerima yang paling berharga yaitu pribadi Tuhan yang selalu menyertai.

Yohanes 1:17 
Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus

Jadi kasih karunia dan kebenaran itu personifikasinya melalui Kristus. Sekarang kita menerima anugerah Tuhan dan bersandar pada anugerah tersebut sehingga hidup kita bukan lagi harus atau terpaksa. Kalau kita mengampuni maka bukan karena terpaksa mengampuni namun karena kita sadar bahwa kita orang berdosa dan menyakiti hati Tuhan tetapi karena anugerah kita diampuni bukan karena kita layak diampuni namun karena anugerah Tuhan. 

Rom 7:4-5
4Sebab itu, saudara- saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah. 5 Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota- anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut

Disini Rasul Paulus berkata bahwa kalau kita terus hidup dalam Hukum Taurat maka yang keluar justru dosa.  Martin Luther berkata bahwa Hukum Taurat menemukan penyakitnya yaitu dosatetapi Kasih Karunia (Injil) memberikan obatnya.

Hukum Taurat itu (baik, benar, kudus) dan  menuntut sebab itu kita membutuhkan penyelamat dan itu membawa kita kepada Kristus. Tetapi kasih karunia (baik, kudus, benar) diberikan kepada kita melalui Kritus untuk menyediakan dan memampukan kita.

GOSPEL CONNECTION

Roma 7:6
Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.

Artinya kalaupun tidak ada peraturan maka kita tetap melakukan yang benar dan kudus sebab Tuhan lebih dulu memberikan yang terbaik bagi kita. Hukum Taurat itu menuntut, tetapi kasih karunia itu menuntun kita melalui kuasa Roh KudusNya untuk hidup dengan cara yang baru. 

Contoh: Hukum Taurat mengatakan “jangan berzinah “ apakah kita bisa tidak berzinah tetapi tidak mengasihi istrimu dan dingin?Bisa, tetapi itu tidak berkenan di hadapan Tuhan. Sebab setiap hukum yang negatif selalu ada hukum yang positif yaitu kalau kita tidak berzinah maka artinya kita juga harus mengasihi. Kalau kita sadar bahwa kita tidak layak dikasihi dan Tuhan mengasihi kita maka hukum yang mengatakan jangan berzinah sudah tidak berlaku sebab kalau kita mengasihi maka kita tidak akan berpikir untuk berzinah. Hidup yang dipimpin oleh kasih karunia hidup akan lebih tinggi daripada hanya mengikuti peraturan. 

Demikian juga kalau kita melayani maka bukan supaya kita mendapatkan sesuatu dari Tuhan namun sadar bahwa Tuhan telah melayani  dan mengasihi kita sehingga apa yang kita lakukan tidak sebanding dengan kebaikan Tuhan maka tentu saja kita pasti mau memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Kalau kita murah hati  maka itu adalah ungkapan kasih karena kita telah menerima kemurahan Tuhan.

Yohanes 4:13-14
13 Jawab Yesus kepadanya: ”Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.

Dibawah kasih karunia kita melakukan sesuatu yang benar bukan karena “ harus/terpaksa” tetapi mau bahkan rela sebagai ungkapan kasih serta ucapan syukur atas apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita.