The Will Lord Provide

The Name Of The Lord is Strong Tower Week 4 "God Will Provide" 

Ps. Erlangga Dharma

 

Pembacaan : Kejadian 22: 1 - 8

Ditengah dunia yang kita hidupi sekarang ini maka kita selalu menginginkan situasi yang ideal dan baik. Dan untuk mencapai itu banyak orang melakukan dengan segala cara sehingga semua yang dibutuhkan dalam hidup ini bisa terpenuhi dengan baik, bahkan juga memakai agama sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Melalui kisah Abraham ini maka kita akan belajar tentang Allah yang menyediakan. 

ALLAH MENGUJI ORANG YANG DIPANGGILNYA UNTUK MENYINGKAPKAN KONDISI HATINYA.

Saat kita berkata “ Allah Yang Menyediakan “ apakah kita berpikir dengan pemahaman yang benar ataukah kita sedang menggunakan agama sebagai alat untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan kita. Sebab itu Allah menguji kita untuk menyingkapkan kondisi hati kita yang sebenarnya, sebab hati adalah pusatnya berhala. Kita bisa melakukan hal yang sama tetapi yang membedakan adalah motivasinya. Kita bisa beribadah bersama, menyembah dan melayani bersama tetapi dengan motivasi yang sangat berbeda. Hidup ini bukan tentang apa yang kita kerjakan tetapi apa yang Tuhan sudah kerjakan. Sebab itu kita sekarang ada dalam perjalanan menuju pada keserupaan Kristus bukan dengan kekuatan sendiri tetapi oleh karya Roh Kudus yang bekerja dalam kita. Sebab itu kalau kita sadar bahwa kita sedang dalam perjalanan itu maka Allah yang kita sembah adalah Allah yang menguji hati. 

Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. (Ulangan 8:2)

Allah menguji bangsa Israel dan dengan alasan yang sama maka Allah juga menguji Abraham. Saat kita mengalami ujian maka seringkali kita meresponinya dengan cara yang salah yaitu berpikir bahwa Allah tidak menyediakan, tidak melihat atau menolong sehingga Allah itu tidak mengasihi. Seringkali perjalanan hidup kita diwarnai dengan hal-hal yang sifatnya pragmatis atau transaksional yaitu kalau kita lakukan sesuatu maka kita akan mendapatkan sesuatu padahal sebelum kita melakukan sesuatu maka sebenarnya Tuhan sudah lebih dahulu melakukan sesuatu untuk kita. AW Tozer berkata “ Tuhan tidak pernah memakai orang dengan hebat sebelum memberi ujian dengan dahsyat. ‘ Rasul Paulus berkata dalam 2 Korintus 12: 10 “ Sebab jika aku lemah, maka aku kuat “ Demikianlah yang dialami oleh Abraham dimana selama 25 menantikan kelahiran anaknya namun setelah lahir maka diminta lagi oleh Tuhan. 

ALLAH BERINISIATIF  MEMANGGIL ABRAHAM UNTUK BERSEKUTU DALAM HADIRATNYA (KEJADIAN. 22:2)

ini sebenarnya bukanlah panggilan yang mudah sebab Abraham tahu bahwa ia harus menyerahkan anaknya di altar untuk membangun mezbah. Dan sebelumnya Abraham sudah beberapa kali membangun mezbah sebagai pengingat bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan yang memanggil dia dari Urkasdim dan yang telah menggenapi janjiNya. Demikian juga Tuhan yang sama yang menguji kita maka Dia juga Tuhan yang memanggil kita dalam persekutuan dengan anakNya. 

Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu (Kejadian 22: 2)

”Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” (Mazmur 24: 3)

Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, 

(2 Tawarikh 3:1)

Moria adalah tempat kudus Tuhan dan Tuhan yang berinisiatif untuk mengundang Abraham untuk mendekat masuk dalam hadiratNya. Demikian juga untuk kita, dimana Allah yang sama juga mengundang kita untuk masuk dalam persekutuan yang intim dengan Dia bukan karena kita layak tetapi Tuhan yang melayakkan dan menerima kita. 

KETAATAN ABRAHAM DIDASARI AKAN IMAN KEPADA ALLAH YANG BERJANJI DAN MENGGENAPI SETIAP JANJINYA (IBRANI 11: 17-19)

Saat Abraham diminta untuk mempersembahkan Ishak maka kelihatannya dia begitu mudah melakukannya. Namun itu bukan karena Abraham yang hebat tetapi itu didasari oleh integritas Tuhan yang menepati setiap janji. Dan pengalaman itu sudah pernah dialami oleh Abraham sejak pertamakali keluar dari Urkasdim dimana pemeliharaan Tuhan itu nyata sampai anak yang dijanjikanNya itu lahir. Itu artinya bahwa penyediaan Tuhan itu bukan hanya untuk waktu-waktu tertentu saja tetapi ada di semua waktu kita bahkan dalam hal-hal yang kecil yang mungkin tidak pernah kita syukuri maka Tuhan ada disana. 

Mungkin Abraham berpikir kalau Ishak dipersembahkan dan mati maka Tuhan juga bisa membangkitkan dia kembali, tetapi ternyata bukan itu yang Tuhan lakukan. Kadang pemikiran itu juga ada dalam kita yaitu kita berpikir bahwa pemeliharaan dan penyediaan Tuhan itu datang sesuai dengan kemauan atau skenario kita, namun Tuhan tidak ijinkan semua itu terjadi sebab Tuhan ingin menyatakan kedaulatanNya supaya nama Tuhan dipermuliakan. 

Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? (Bilangan 23: 19)

Akhirnya Abraham diajar Tuhan bahwa imannya dimampukan Tuhan untuk tertuju pada Allah yang mewujudkan janji dan bukan pada Ishak perwujudan janjiNya. Demikian juga biarlah iman kita hanya tertuju pada Allah bukan pada hal-hal yang lain. Paul Washer berkata “ Jika kamu mau mengikut Yesus karena Dia akan memberimu hidup yang lebih baik, itu adalah penyembahan berhala. Ikuti Kristus demi Kristus saja sebab Dia layak.” Biarlah kita mengikut Kristus karena pribadiNya, karena apa yang telah Dia kerjakan dalam hidup kita, bukan karena supaya hidup kita enak atau nyaman tetapi karena Dia layak dan telah menyatakan kasihNya pada kita. 

ALLAH YANG MENYEDIAKAN

Kejadian 22: 13 - 14

Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.  Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN  menyediakan  "; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.  "

Tuhan tidak hanya menyediakan anak domba jantan untuk dipersembahkan oleh Abraham, namun Dia mengorbankan anak domba Allah sebagai penyediaan yang sempurna bagi kebutuhan terdalam manusia yaitu keselamatan (Yohanes 1:14; Yohanes 3:16)Tuhan menyediakan domba sebagai pengganti Ishak untuk Abraham sebagai korban bakaran. Di atas kayu salib maka Yesus anak domba Allah dikorbankan untuk menyediakan hidup kekal bagi manusia berdosa dan itulah penyediaanNya yang sempurna.

Dia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32).

Allah yang menyediakan dapat kita lihat dan alami dari pakaian yang kita pakai, makanan yang kita nikmati, rumah yang kita tempati sehingga ada perlindungan dan pemeliharaan. Penyediaan dan pemeliharaan Tuhan juga dapat kita lihat dalam hidup keseharian kita. Namun terlebih dari semua itu yaitu saat kita memandang salib Kristus maka anak domba Allah dinyatakan sebagai korban pengganti untuk menyatakan kepada kita tentang penyediaan Tuhan yang utama.